"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5)
Renungan:
Alkisah ada seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tidak terhitung banyaknya. Mata air itu bisa memberikan berapapun uang emas yang diinginkan sang petani, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila sang petani mengucapkan kata 'cukup'. Kemudian petani itu mengambil beberapa ember untuk menampung uang emas tersebut. Setelah semuanya penuh, dibawanya uang emas dalam ember itu dan ditaruhnya di gubug mungilnya untuk disimpan di sana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang, ia pun kemudian menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, ia pun membiarkan mata air uang emas itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu meninggal tertimbun bersama ketamakannya karena dia tidak pernah bisa berkata cukup.
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali kata 'cukup'. Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Para pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian sementara suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang karena segala sesuatunya tidak dibarengi dengan ucapan syukur.
Jangan biarkan kerakusan membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia. Marilah kita belajar untuk mulai bersyukur dan berkata 'cukup'. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, penuhi aku dengan hikmat-Mu, agar aku dapat belajar untuk mencukupkan diri dengan berkat yang Kau berikan kepadaku. Jangan biarkan keserakahan menguasaiku, sehingga tindakanku menyimpang dari jalan-Mu dan banyak orang yang aku rugikan. Tanamkan dalam diriku bahwa Engkau adalah Allah yang selalu menyediakan apa yang menjadi kebutuhanku. Amin. (Dod).