Listen

Description

"Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah." (Roma 15:1, 7)

Renungan:

  Howard Hughes adalah seorang milioner pada zamannya, karena harta yang dimilikinya begitu berlimpah. Howard menikah dengan Jean Peters, wanita yang diakui sebagai wanita tercantik pada masa itu. Walaupun kaya dan memiliki istri yang sangat cantik, tetapi Howard tidak pernah merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Howard menganggap istrinya hanya sebagai benda penghias hidupnya, sehingga pada tahun 1970 ia menceraikan Jean Peters. Hidup Howard yang bergelimang harta membuatnya dapat pergi ke mana saja ia mau, yang penting ia mendapatkan kebahagiaan yang diingininya. Sekalipun Howard berkelana dari satu negara ke negara lain untuk mencari kebahagiaan, namun ia tidak menemukannya. Hidupnya penuh dengan kemuraman. Di kemudian hari, kemuraman yang menyelimuti jiwanya membuat Howard membiarkan rambutnya tumbuh panjang terurai hingga pinggang, kuku tangan serta kakinya tidak lagi dipotong sampai akhirnyan orang menganggapnya sakit jiwa. 

  Mengapa Howard menjadi orang yang aneh? Karena ia tidak mampu membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Ia tidak memiliki kecerdasan emosional. Howard menganggap orang lain hanya sebagai objek yang dapat dimanfaatkan, sebaliknya orang yang berteman dengannya hanyalah orang yang bermotivasi untuk meraup keuntungan semata. Tentu saja hubungan yang dilandasi atas dasar yang demikian tidak akan mendatangkan kebaikan. 

  Jika menginginkan orang lain menghargai dan menerima kita apa adanya, maka kitalah yang pertama harus menghargai dan berkeputusan untuk menerima orang lain apa adanya. Buanglah sikap yang menggurui dan bossy atau sok menjadi raja atas orang lain. Jauhi sikap yang menekan mereka yang ada di bawah kita, meskipun orang itu tidak memiliki pendidikan yang memadai. Kebahagiaan akan menyelimuti hari-hari kita jika kita bisa membangun hubungan yang baik dengan semua orang. Terimalah orang lain sebagai saudara dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sebagaimana Kristus menerima kita dengan segala kekurangan dan kelebihan kita, bahkan pada waktu kita masih berdosa. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mau menerimaku apa adanya. Ajarilah aku agar aku pun dapat menerima orang lain apa adanya. Amin. (Dod).