"Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." (Filipi 2: 3b-5)
Renungan:
Jembatan Golden Gate di AS adalah salah satu tempat di mana orang suka melakukan tindakan bunuh diri. Sudah ribuan orang melompat atau ditemukan terapung di air sejak jembatan itu diresmikan tahun 1937. Roy Raymond, pendiri perusahaan Victoria Secret bunuh diri dari Golden Gate pada tahun 1993. Demikian juga dengan Duane Garret, seorang politikus AS bunuh diri pada tahun 1995. Satu pasien Dr. Jerome Motto, yaitu seorang pria berusia tiga puluhan tahun melompat di jembatan ini pada pertengahan tahun 1970-an. Rasa ingin tahu membuat Dr. Jerome pergi ke apartemen mewah milik korban. Di sana ia menemukan surat di lemari pakaiannya yang berbunyi, "Saya akan berjalan ke jembatan. Jika ada satu orang tersenyum pada saya di sepanjang jalan, saya tidak akan melompat." Pria itu akhirnya meninggal dengan tragis karena di sepanjang jalan ia tidak menemukan seorang pun yang tersenyum padanya.
Ada berbagai alasan mengapa seseorang nekat bunuh diri. Satu di antaranya adalah karena kekosongan jiwanya. Ia merasa kesepian karena tidak berhasil menemukan apa yang seharusnya mengisi kekosongan itu. Sebenarnya ruang kosong itu hanya dapat diisi oleh Tuhan Yesus sendiri. Kehadiran Tuhan Yesus membuat orang menyadari bahwa mereka berharga dan harus menjalani hidupnya dengan cara-cara yang berarti.
Jika saat ini kita merasa kesepian, putus asa atau terpuruk dalam perasaan yang mengasihani diri sendiri, datanglah kepada Tuhan Yesus. Mintalah Dia mengisi ruang hati kita yang kosong. Dia tahu persis apa yang harus dilakukan-Nya untuk memulihkan hidup kita yang terasa tidak berarti. Jika saat ini kita menemukan seseorang yang sedang kesepian atau tenggelam di lembah mengasihani diri sendiri, jangan menutup diri atau bersikap tidak peduli. Berilah perhatian, bukalah telinga untuk mendengar keluh kesahnya, tunjukkan empati dan katakan bahwa kita peduli padanya. Mungkin orang tersebut belum pernah merasakan kasih yang tulus atau belum menyadari kebaikan Tuhan melalui orang-orang yang ada di sekitarnya. Biarlah kehadiran kita menyelamatkan orang itu dari keputusasaan dan menyadarkannya bahwa Tuhan peduli dengan keadaannya. Jangan katakan bahwa kita terlalu sibuk atau punya banyak masalah, karena Tuhan Yesus yang sangat sibuk pun mau meluangkan waktu-Nya untuk mendengarkan keluh kesah kita dan mau menolong kita saat kita membutuhkan uluran tangan-Nya. Kita akan mengalami aliran kasih yang berkelimpahan ketika kita mulai bergerak menolong mereka yang membutuhkan pertolongan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, taruhlah kepekaan dan kepedulian di hatiku, sehingga aku mampu memerhatikan orang-orang yang perlu dikuatkan dan diselamatkan. Amin. (Dod).