"Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ? Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada?" (Bilangan 20:4-5)
Renungan:
Seseorang pernah berkata, "Kita datang kepada Tuhan dengan segala kebutuhan kita, namun kita tidak menikmati janji Tuhan karena kita tidak menantinya dengan iman. Satu kunci yang menjadi kegagalan kita adalah ketidaksabaran kita di dalam menantikan janji Tuhan" Hal tersebut seperti yang dialami oleh bangsa Israel yang dibawa keluar dari Mesir dan harus menempuh berbagai tempat transit untuk sampai ke tujuan akhir. Namun, di tengah perjalanan tersebut mereka tidak tahan uji terhadap berbagai situasi sulit yang mereka hadapi. Mereka menggerutu dan berkata, "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada?"
Hal ini dapat kita gambarkan seperti sebuah perjalanan penerbangan di mana kita harus berhenti di terminal transit tertentu. Kita dengan sabar dan tekun duduk menunggu menantikan penerbangan berikutnya yang akan membawa kita menuju kota tujuan. Namun jika diterapkan dalam konsep rohani, kebanyakan kita mengalami kegagalan untuk melalui proses ini. Kita panik ketika situasi yang kita hadapi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Padahal, padang gurun, kekeringan, kelaparan dan kegersangan yang kita hadapi di dalam kehidupan ini tidak sebanding dengan kemakmuran dan keindahan Tanah Kanaan yang dijanjikan. Kita menjadi lelah dan berhenti berharap. Demikianlah bangsa Israel hanya terhenti di terminal transit padang gurun dalam rute 'penerbangan Tuhan' yang bertuliskan "Mesir ke Kanaan", tanpa pernah mendarat di kota tujuan Tuhan.
Yusuf harus menjalani kehidupan yang sangat getir ketika ia dijual, menjadi budak, difitnah dan dimasukkan penjara, sebagai terminal transit selama 13 tahun sebelum Tuhan membawanya dari budak menjadi penguasa di Mesir. Demikianlah kita belajar untuk percaya kepada Tuhan dan melalui "terminal transit" kehidupan ini, dengan mata rohani yang berfokus pada janji Tuhan. Jangan biarkan iman kita terkecoh dengan kesusahan yang sementara sehingga kita kehilangan kemuliaan Tuhan. Terus berharap, bertahan dan bergerak maju untuk melanjutkan perjalanan kita menuju "tanah perjanjian" Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk terus memandang dan mengingat janji-janji-Mu, sehingga aku sanggup bertahan di transit kehidupan yang tidak menyenangkan sekalipun. Amin. (Dod).