Listen

Description

"Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makan pun mereka tidak dapat." (Markus 3:20)

Renungan:

  Suatu hari saat saya memasukkan aqua gelas dan teh kotak ke dalam kulkas, saya mengeluarkan gelas berisi teh manis dan kemudian gelas itu saya taruh di atas kulkas. Kira-kira 2 jam kemudian saat saya hendak mengambil sesuatu di kulkas, saya lihat ada begitu banyak semut dari bawah kulkas naik melalui sela-sela pintu kulkas dan akhirnya sampai di atas kulkas mengelilingi gelas berisi teh manis tadi. Dalam hati saya berpikir, betapa hebatnya teh manis ini, walau tidak punya suara untuk memanggil semut-semut, tapi semut-semut itu bisa menemukannya dengan cepat. 

   Demikian juga halnya dengan Yesus. Yesus yang hanya seorang anak tukang kayu, di manapun Dia berada seperti yang tertulis dalam Alkitab, Dia selalu dikerumuni oleh banyak orang. Cinta Yesus   begitu memikat hati banyak orang, sehingga mereka rela berjalan begitu jauh hanya untuk bertemu dengan Yesus. Lalu, bagaimana dengan kita yang mengatakan sebagai pengikut Yesus? Apakah cinta Yesus yang sudah kita terima mampu juga memikat banyak orang untuk datang kepada kita sehingga membuat mereka memeroleh satu kelegaan, kelepasan atau kesembuhan karena tutur kata, senyum, nasihat atau doa-doa kita? Atau justru sebaliknya banyak orang menjauh dari kita karena merasa tidak nyaman dengan kehadiran kita. 

  Kini Yesus sudah tidak hadir lagi secara jasmani di dunia ini. Dia membutuhkan kita untuk melanjutkan menebar cinta kasih-Nya. Mintalah kepada Yesus, agar diri kitapun dipenuhi oleh kasih-Nya, sehingga kehadiran kita senantiasa memikat hati dan dirindukan oleh pasangan hidup kita, anak-anak kita, orang tua kita, teman dan sahabat kita, serta orang-orang di sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, pakailah seluruh keberadaanku, agar melalui kehadiranku banyak orang mengalami sukacita dan damai sejahtera, sehingga nama-Mu semakin dimuliakan dan Kerajaan-Mu semakin meluas di dunia ini. Amin. (Dod).