Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup." Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau." (1 Sam 17:36-37)
Renungan:
Gurkha adalah penduduk asli Nepal dan India Utara. Brigade Gurkha dikenal dengan kemampuan berperang mereka yang alamiah, agresif di medan pertempuran, tidak takut mati, loyalitas tinggi, tahan dalam berbagai medan, fisik yang kuat dan pekerja keras. Sewaktu perang dunia II, dalam salah satu pertempuran, Brigade Gurkha kehabisan amunisi. Mereka membuang senapannya, lalu berlarian naik ke atas tank-tank Jerman di tengah-tengah hujan peluru dan menggorok tentara Jerman dengan senjata tradisional mereka, khukri. Saat itu ada pendapat yang berkembang di medan perang, "Jika ada seorang pria mengatakan ia tidak takut mati, jika dia bukan seorang pembohong, mungkin ia adalah seorang Gurkha."
Daud adalah seorang pemuda belia dengan paras kemerah-merahan. Ia sama sekali belum pernah menginjak medan pertempuran. Pengalaman perang tertingginya justru bukan melawan manusia, melainkan melawan binatang buas yang hendak memangsa kambing domba milik ayahnya. Ia tidak terima ketika Goliat berkoar-koar menantang barisan perang bangsa Israel. Di saat kakak-kakaknya dan prajurit Israel lainnya tidak berani menghadapi Goliat, Daud menawarkan diri untuk menghadapinya. Keberanian Daud pada akhirnya berhasil membungkam Goliat, pahlawan perang Filistin, yang tingginya 6 hasta sejengkal atau lebih kurang 3 meter. Cukup dengan sekali ayunan umban dan batu, tewaslah raksasa penghina barisan perang Israel itu.
Tahukah anda bahwa untuk setiap kekurangan yang kita miliki, Tuhan selalu memunculkan kekuatan yang lain? Kekuatan itulah yang sekarang perlu kita gali, kita temukan lalu kita asah menjadi sebuah keunggulan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain. Banyaknya talenta tidak menjamin seseorang memenangkan pertandingan kehidupan dengan mudah, semuanya ditentukan oleh kerja keras, keberanian dan semangat juang yang tinggi. Jangan terlalu cepat menyerah sebelum anda memulainya. Sebaliknya, banyaknya kelemahan yang kita miliki justru menjadi skenario terbaik bagi Tuhan untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya. Bukankah itu yang dikatakan Tuhan dalam firman-Nya, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2 Kor 12:9). Jadilah orang yang selalu optimis dan mengandalkan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terlalu banyak ketakutan dan kekhawatiran yang aku miliki dalam hidup ini, khususnya di masa pandemi ini. Berilah aku keberanian dan kekuatan yang berasal dari pada-Mu. Amin. (Dod).