Listen

Description

Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."  Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. (1 Samuel 18:8-9)

Renungan:

  Suatu ketika ada 2 iblis melintasi padang gurun di mana mereka bertemu dengan seorang pertapa. Mereka mencobai pertapa itu dengan berbagai cara. Kekhawatiran, ketakutan, kesakitan, dll. Tetapi tidak satu pun pencobaan itu yang bisa mengusik pertapa tersebut. Iblis yang lain lalu berkata, "Caramu terlalu sederhana jadi tidak mempan. Biarkan aku mencoba dengan caraku yang terbaik untuk mengusik pertapa itu." Iblis itu pun lalu mendekati sang pertapa seraya berkata, "Apakah engkau sudah mendengar kabar tentang adikmu? Adikmu telah diangkat menjadi Uskup di Alexandria." Seketika itu juga wajah sang pertapa berubah menjadi merah padam. Terpancar rasa dengki dan kemarahan yang sangat di wajahnya yang tadinya tenang dan tidak terusik.

  Dari sekian banyak perasaan yang sangat ampuh untuk mengusik ketenangan manusia adalah rasa dengki. Kedengkian bagaikan penyakit yang menggerogoti tubuh manusia dan yang menguras habis ketenangan dan kedamaian di dalam hati. Demikian kuatnya dorongan yang ditimbulkan oleh kedengkian sehingga orang tidak akan perpikir panjang dan tidak akan menimbang-nimbang untuk melakukan tindakan kekerasan. Saul sangat dengki kepada Daud hanya karena sebuah perkataan yang didengarnya, "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh tetapi Daud berlaksa-laksa." Kedengkian itu sangat mengganggu hati Saul sehingga ia selalu berusaha membinasakan Daud. Kedengkian itu timbul karena kesombongan. Kesombongan melahirkan banyak hal yang akan merugikan kita. Jika kita menyimpan kesombongan maka kita akan sangat marah dan tidak terima jika ada orang lain yang lebih baik dan lebih berhasil dari kita. Kita akan berusaha mencari-cari kelemahannya, sehingga akhirnya orang tersebut jatuh dan menjadi berada di bawah kita. 

  Berhati-hatilah dengan kedengkian karena Alkitab mengatakan bahwa orang yang masih melakukan perbuatan-perbuatan demikian tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Galatia 5:21). Betapa tertekan dan menderitanya orang yang menyimpan kedengkian di dalam hatinya. Lihat saja wajah orang yang sedang dipenuhi dengan kedengkian, begitu menyeramkan, tidak ada sukacita dan tidak ada senyuman. Semua yang terpancar di wajah seseorang merupakan gambaran suasana hatinya. Jadi, bayangkanlah betapa rusaknya hati dan jiwa seseorang pendengki. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, setiap kali rasa dengki muncul di dalam hatiku, mampukan aku untuk mematikan perasaan itu dengan kuasa Roh Kudus-Mu. Amin. (Dod).