Listen

Description

Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya engkau yang tinggal di liang-liang batu, di tempat kediamanmu yang tinggi; engkau yang berkata dalam hatimu: "Siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?" (Obaja 1:3)

Renungan:

  Suatu hari ada seorang penulis terkenal yang memiliki sifat sombong. Ia didatangi oleh seorang wanita tua yang membawa sebuah buku catatan lusuh. Sambil memohon wanita tua itu berkata, "Bisakah Bapak memberikan penilaian atas tulisan ini?" Tanpa memandang wajah wanita tua itu, si penulis melihat-lihat isi buku tersebut kemudian berkata, "Ini tulisan anak ibu?" "Oh, bukan. Ini adalah tulisan murid saya," jawab sang wanita tua itu sambil tersenyum. Penulis itu pun berkata, "Ah, tulisan ini sangat buruk, seperti cakar ayam dan tidak bisa dibaca. Saya berani menjamin bahwa anak ini tidak mungkin berhasil." Wanita tua itu tidak marah meskipun kata-kata sang penulis terkenal itu begitu memojokkan. Lalu wanita itu berkata, "Sebenarnya, ini adalah buku catatanmu ketika kamu masih di sekolah dasar. Apakah kamu tidak mengenali saya lagi? Saya dulu pernah menjadi gurumu." Penulis itu terdiam, lalu mengambil buku tersebut dan memerhatikannya dengan saksama. Akhirnya ia mengenali tulisan-tulisan itu sebagai miliknya. Wajahnya memerah karena malu, tetapi sejak saat itu ia tidak lagi bersikap sombong.

  Jika kita tidak menjaga hati, kita bisa terjebak dalam dosa kesombongan. Banyak orang yang suka meninggikan diri, merasa paling benar, paling tahu, paling pandai dan meremehkan orang lain. Sebagian orang tidak menganggap sifat-sifat yang disebutkan di atas sebagai pelanggaran yang serius terhadap firman Tuhan, seperti halnya dosa mencuri. Padahal firman Tuhan secara terang-terangan menyebutkan bahwa Tuhan membenci orang yang sombong. Selanjutnya dikatakan bahwa orang yang sombong akan direndahkan Tuhan, "Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya Tuhan sajalah yang maha tinggi pada hari itu." (Yes 2:11). 

  Jika kita mulai menyombongkan diri karena kelebihan-kelebihan yang kita miliki, berhati-hatilah karena saat itu kita sedang berada di ujung tanduk. Ada baiknya kita memegang prinsip berikut, bahwa di atas kita masih ada orang yang lebih dari kita. Lebih baik, lebih tahu, lebih bijaksana, lebih pintar, lebih cantik, lebih kaya dan sebagainya. Mari kita meminta agar Tuhan memampukan kita menjadi orang yang rendah hati. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku selalu tergoda untuk menjadi sombong karena kelebihan yang kumiliki. Mampukan aku untuk rendah hati, sehingga Engkau leluasa memakaiku. Amin. (Dod).