Listen

Description

"Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:43-44)

Renungan:

  Penggemar film "X-Men" pasti sudah tidak asing lagi dengan tokoh yang bernama Erik Magnus Lehnsherr, yang juga dikenal sebagai Magneto. Tokoh fiktif ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan besi. Sedihnya, Erik memiliki masa lalu yang kelam yang menuntunnya kepada jalan kejahatan. Erik terlahir dalam keluarga Yahudi yang tinggal di Jerman. Tahun 1944 tentara Nazi memisahkan Erik dari orang tuanya. Saat itulah kekuatan mutan di dalam dirinya bangkit. Dia membengkokkan pagar besi dengan tangan kosong. Lalu Erik dibawa kepada salah seorang pemimpin Nazi bernama Sebastian Shaw yang memaksanya untuk mengeluarkan kekuatannya lagi, namun Erik tidak mau. Shaw kemudian menembak mati sang ibu di depan mata Erik. Hal tersebut membuat Erik begitu marah dan menghancurkan sebuah ruangan berisi peralatan yang terbuat dari besi. Setelah itu Shaw terus menjadikan Erik sebagai bahan eksperimen sampai akhirnya dia berhasil melarikan diri. Setelah itu ia kembali untuk membalaskan dendamnya kepada Shaw. Kemudian dia melarikan diri lagi ke Polandia dan hidup sebagai manusia normal. Suatu hari identitas Erik sebagai mutan terungkap. Tanpa sengaja regu polisi yang berusaha mengamankannya menembak mati istri dan puterinya. Dalam amarah yang besar Erik menyerang semua polisi itu dan dendam kepada umat manusia terus bertumbuh di hatinya.

  Apa yang dialami Erik dalam kisah fiksi di atas kurang lebih mewakili apa yang terjadi pada beberapa manusia di kehidupan nyata. Ada banyak orang memiliki masa lalu kelam dan penuh tragedi dan hal itu membentuk karakter buruk di dalam diri mereka. Segala macam kepahitan, kekecewaan, amarah, kebencian dan rasa sakit hati dapat tercampur menjadi satu, menciptakan sosok manusia yang tujuan hidupnya hanyalah diisi dengan balas dendam dan pikiran jahat. 

  Hal yang sebaliknya diajarkan oleh Yesus, yaitu tentang kasih yang sempurna dan mungkin membuat banyak orang terkejut. Yesus mengajarkan kepada kita untuk menaruh kasih kepada musuh-musuh kita, bukannya membenci mereka. Dunia membawa pemahaman bahwa orang jahat harus dibalas dengan jahat, namun Yesus berpendapat lain. Kasih atas orang-orang yang berbuat jahat harus melebihi dari amarah kita kepada mereka. Menjadi seorang Kristen berarti menjadi pengikut Yesus. Menjadi pengikut Yesus berarti menjadi pelaku dari semua ajaran-Nya. Sekelam dan semenyedihkan apa pun masa lalu yang kita alami, jangan jadikan itu alasan untuk membuat diri kita menjadi jahat. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, mampukan aku melepaskan masa laluku yang menyakitkan dan mampukan aku juga untuk mengampuni orang yang bersalah kepadaku. Amin. (Dod).