Listen

Description

"Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang! Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:4-7)

Renungan:

  Suatu hari di musim semi, Jason berkenalan dengan seorang petani tua dan ia berkata, "Di musim semi biasanya sering hujan ya Pak. Hujan di awal musim tentu baik untuk tanaman." Petani yang berpengalaman itu pun menjawab, "Tidak selalu baik, kalau cuaca terlalu memanjakan tanaman, mungkin akar tanaman akan dangkal. Kalau itu terjadi, badai dengan mudah menyapunya. Sebaliknya kalau cuaca kurang bersahabat pada awal musim tanam, maka akar tanaman akan dalam dan kuat. Akar akan berupaya mendapatkan air dan zat makanan dari dalam tanah. Jika ada badai atau angin kering melanda, tanaman lebih bisa bertahan." Dunia yang keras jika dihadapi dengan sikap yang tepat akan membuat kita tangguh. Masa depan yang kelabu akan berubah menjadi terang jika dijalani dengan sikap yang benar. 

  Ketika bangsa Israel tinggal dalam pembuangan di Babel, mereka tetap ada di hati Tuhan. Kasih sayang Tuhan yang besar itu terbukti ketika Ia berfirman kepada Yeremia yang ada di Yerusalem untuk mengirimkan surat berisi isi hati-Nya kepada anak-anak-Nya di pembuangan. Dalam surat itu dinyatakan bahwa mereka akan tinggal 70 tahun di Babel. Untuk itu mereka harus berusaha menjalani secara normal di sana. Mereka harus berupaya agar mereka merasa nyaman di tanah di mana mereka dibuang. Untuk itu Tuhan memerintahkan mereka seperti dalam bacaan di atas, membangun rumah yang baru, membuat kebun yang ditanami untuk dinikmati hasilnya dan berkeluarga serta melahirkan anak laki-laki dan perempuan supaya mereka bertambah banyak. 

  Perintah untuk mendirikan rumah, membuat kebun untuk menikmati hasilnya dan hidup berkeluarga untuk menghasilkan keturunan, mengajarkan bahwa kita harus menjadikan keluarga sebagai prioritas. Semua anggota keluarga harus memberi waktu untuk kebersamaan sehingga setiap orang merasa nyaman di rumah. Jika setiap anggota keluarga merasa nyaman, tidak ada kisah suami yang pulang subuh, istri yang jalan ke mall setiap hari, anak yang terjerat narkoba atau perselingkuhan yang memalukan. Bukankah ketika menikah, setiap pasangan rindu memiliki keluarga yang bahagia dan diberkati? Bersama Tuhan, bangun dan upayakanlah dengan segenap hati. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, jadikanlah keluargaku menjadi seperti keluarga-Mu yang kudus di Nazareth, sehingga banyak orang diberkati dengan kehadiran keluargaku. Amin. (Dod).