"Dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau." (Ulangan 30:2-3)
Renungan:
Di dalam kehidupan ini kita mungkin pernah merasa bahwa kehidupan kita mendadak berjalan dengan tidak menyenangkan. Segala sesuatu terasa sulit untuk dilalui. Doa-doa kita terasa terhambat dan berkat Tuhan serasa berhenti mengalir, sehingga kita sulit untuk mendapatkan sesuatu yang baik dalam kehidupan kita. Di saat-saat seperti itu, janganlah kita menghakimi dan menyalahkan keadaan, apalagi menyalahkan Tuhan. Kita harus melihat ke dalam diri kita, sebab seringkali masalah terjadi bukan karena orang lain atau sesuatu di luar diri kita, namun seringkali, masalah itu datang karena perbuatan dan sikap kita yang keliru.
Sebenarnya berkat Tuhan bisa diibaratkan seperti sebuah sungai yang tidak pernah berhenti mengalir. Namun aliran berkat itu bisa terhambat karena ada sesuatu yang menghalanginya. Apa saja penghalangnya? Pertama, sampah. Kadang kita tidak bisa mengalirkan hal-hal yang baik karena hidup kita ditutupi oleh sampah. Sampah dalam diri kita contohnya pikiran negatif, kebencian, iri hati dan kemarahan. Kita perlu belajar mengendalikan diri kita. Jangan biarkan sampah-sampah itu menguasai hati kita. Buanglah segala hal negatif itu dengan membiasakan diri untuk berpikir dan merespon segala keadaan yang buruk dengan sikap yang positif. Kedua, batu. Batu dalam sungai kehidupan adalah kekerasan hati. Tak jarang perbuatan orang lain membuat kita sakit hati dan dendam, sehingga sakit hati itu berubah menjadi akar pahit dalam hidup kita. Kita harus belajar memaafkan dan mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Memang itu tidak mudah. Namun jika kita mampu melakukannya, hidup kita akan terasa damai. Ketiga, lumpur. Lumpur adalah masa lalu. Mungkin kita memiliki masa lalu yang buruk dan masih membekas di hati kita. Kita pun juga harus berdamai dengan masa lalu kita. Kita tidak hidup di masa lalu, namun kita hidup di masa kini dan kelak akan hidup di masa depan. Maafkanlah diri sendiri dan pusatkanlah perhatian kita kepada masa depan.
Sungai tidak bisa mengalirkan kehidupan kalau ada sampah, batu dan lumpur. Demikian juga kita. Mari, bersihkan aliran sungai kehidupan yang ada di dalam diri kita dengan segera bertobat dan ikhlas mengampuni sesama. Dengan demikian kita siap menyongsong masa depan yang cerah dengan berkat Tuhan yang senantiasa mengalir memenuhi hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku karena terkadang aku menyalahkan Engkau bila sesuatu hal atau masalah terjadi dalam hidupku. Padahal sesungguhnya masalah itu terjadi karena kelalaianku sendiri yang tidak mau taat pada perintah-Mu. Ampunilah aku Yesus, sebab aku orang berdosa. Amin. (Dod).