"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)
Renungan:
Suatu ketika di sebuah desa kecil di Afrika terjangkit sebuah wabah yang membuat anak-anak dan orang dewasa menderita sakit. Setelah berminggu-minggu, penyakit itu akhirnya menyebabkan meninggalnya beberapa penduduk desa tersebut. Berita tentang wabah itu pun sampai sampai ke ibukota sehingga para ahli kesehatan dikirimkan ke sana untuk menyelidiki apa penyebab wabah tersebut. Para ahli kesehatan itu mencoba mencari akar permasalahan dengan menyelidiki sumber air bersih yang dipakai oleh masyarakat setempat. Mereka menemukan bahwa satu-satunya sumber air yang dipakai oleh masyarakat setempat telah tercemar. Para ahli itu kemudian menelusuri lebih jauh lagi untuk menemukan penyebab tercemarnya air tersebut. Ketika sampai ke sumber mata air, mereka tidak menemukan sesuatu hal yang mencurigakan. Akhirnya mereka memutuskan mengirim para penyelam untuk menyelidiki ke dalam dasar mata air. Ternyata mereka menemukan seekor induk babi dan beberapa anaknya telah terjatuh ke dalam mata air itu dan entah bagaimana mereka bisa tersangkut di sana. Mayat babi-babi tersebut telah mencemari sumber mata air yang jernih seperti kristal itu, sehingga dari sumber yang tercemar itu mengalirlah air yang membawa wabah yang mematikan. Setelah mayat babi-babi itu diangkat, air yang sehat kembali mengalir dan layak dikonsumsi masyarakat di sekitarnya.
Ada persamaan antara mata air yang tercemar itu dengan hati kita. Firman Tuhan berkata, bahwa hati kita akan mengalirkan apa yang tersimpan di dalamnya, karena itu kita harus menjaganya dengan segala kewaspadaan. Jika di hati kita tersimpan hal-hal yang baik, manis dan membangun, maka kata-kata yang keluar dan perilaku kita akan baik, manis dan membangun. Sebaliknya, jika hati kita dipenuhi oleh iri, benci, mengasihani diri sendiri, kepahitan, dll, maka sikap, perkataan dan perbuatan kita otomatis memancarkan hal-hal jahat.
Mungkin kita tidak menyadari bahwa sekarang ini jiwa kita sedang sakit, bahkan sekarat karena wabah yang diakibatkan oleh bangkai-bangkai yang tersangkut di hati kita. Mungkin sekali kita tidak sadar atau tidak mengetahui jenis bangkai apa yang tersangkut di dalam hati kita, apakah iri, sombong, akar pahit, minder, suka mengkritik atau mengecam orang lain. Jangan biarkan bangkai-bangkai itu menghimpit dan mencemari hidup kita. Mintalah Roh Kudus untuk menunjukkan jenis bangkai itu dan biarkan Dia dengan leluasa mengoreksi dan membersihkan dasar hati kita. Pastikan bahwa pembersihan itu berlangsung tuntas. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku mengakui bahwa banyak hal jahat yang tersimpan di dalam hatiku. Tolonglah aku untuk membersihkan semuanya itu, sehingga tidak ada lagi pribadi-pribadi yang tersakiti oleh perkataan dan perbuatanku. Amin. (Dod).