Tetapi kata raja: "Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?" (2 Samuel 16:10)
Renungan:
Abner adalah panglima Saul, raja Israel, yang tentunya turut memusuhi Daud. Ia menjadi sosok yang memegang peranan penting dalam setiap pertempuran antara keluarga Saul dengan keluarga Daud. Namun, kekecewaannya kepada Isyboset, anak Saul, membuatnya berbalik memihak Daud dan bersumpah untuk menjadikan Daud sebagai raja atas seluruh Israel. Kisah selanjutnya Daud menjadi raja atas seluruh Israel. Daud tak pernah berpikir bahwa Tuhan akan membuat situasi berbalik arah, yakni orang yang memusuhinya di peperangan menjadi akses terbesar untuk memunculkannya sebagai raja Israel. Kita sering berpikir bahwa musuh tidak pernah mendatangkan sesuatu yang baik, melainkan hanya membuat hidup kita lebih buruk. Namun melalui kisah ini, Tuhan mencelikkan mata hati kita bahwa di balik kata musuh terdapat jendela Tuhan yang terbuka untuk membuat kita melakukan terobosan pandangan untuk lebih memahami kehendak-Nya.
Sering kali kita tidak mengerti jalan Tuhan di dalam hidup kita, tetapi keterbukaan hati membuat kita jauh lebih mudah untuk memahaminya. Semakin luas keterbukaan hati kita, semakin jauh jangkauan pandangan mata rohani kita, sehingga kita dapat mengerti bahwa Tuhan tidak begitu saja mengizinkan orang-orang yang membenci dan menyakiti kita hadir dalam hidup kita tanpa ada maksud Tuhan di dalamnya. Di manakah kebesaran sebuah pengampunan tanpa adanya hati yang terluka? Di manakah teladan kasih yang sempurna tanpa hadirnya musuh dalam hidup? Ketika Simei mengutuki dan melempari Daud dengan batu, hal ini menimbulkan kemarahan besar Abisai, pegawai Daud. Tetapi Daud hanya berkata, "Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?" Lalu Daud melanjutkan perjalanannya, sementara Simei terus mengutuk.
Bukankah banyak di antara kita bereaksi seperti Abisai yang penuh dengan kemarahan dan ingin menghentikan perjalanan untuk sekadar membalas sakit hati yang ada? Teladanilah Daud. Tanggalkan panas hati dan lanjutkan perjalanan hidupmu untuk makin mendekat kepada rencana-Nya. Ingat, kita tidak memiliki hak untuk menanyakan keberadaan Simei dalam hidup kita. Kita hanya memiliki hak untuk tidak membiarkannya menghentikan langkah kita untuk lebih mengenal rencana-Nya. Mari kita membiarkan Tuhan bekerja dengan segala caranya untuk menggenapi rencana-Nya yang terindah bagi kita, sekalipun di luar jangkauan pengertian kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku kesabaran dan kerelaan untuk menerima sikap permusuhan orang lain sehingga aku bisa lebih mengerti maksud dan rencana-Mu di dalam hidupku. Amin. (Dod).