Listen

Description

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8)

Renungan:

   Suatu ketika ada seorang ibu yang  hendak masuk ke kantornya dan ia menabrak seorang bapak di depannya. Secara spontan ibu itu berkata dengan sangat ramah kepada bapak tersebut, "Maafkan saya ya Pak. Saya tidak sengaja menabrak Bapak."  Si bapak pun berkata dengan sopannya, "Maafkan saya juga Bu, karena saya tidak melihat Ibu." Akhirnya mereka berpisah dan mengucapkan selamat tinggal. Sore harinya ketika si ibu telah sampai ke rumah dan sedang memasak makan malam untuk keluarganya, anak laki-lakinya yang kecil berdiri diam-diam di sampingnya. Ketika ibunya berbalik, hampir saya sang ibu menabrak anaknya. "Minggir!" kata sang ibu dengan marah. Anaknya pun pergi dengan hati yang sedih. Ketika sang ibu doa malam untuk tidur, dengan halus Tuhan berbicara kepadanya, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kamu kenal, etika kesopananmu kamu gunakan. Tetapi terhadap anak yang kau kenal dan kau kasihi, engkau justru berlaku sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga di dekat pintu. Bunga-bunga itu telah dipetik sendiri oleh anakmu. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat untukmu. Bahkan kamu tidak melihat matanya yang basah saat engkau berkata kasar kepadanya." Seketika itu juga sang ibu merasa malu pada dirinya sendiri dan air matanya mulai menetes. Kemudian ia masuk ke kamar anaknya dan berlutut di dekat tempat tidurnya. "Bangun, Nak. Bangun," katanya. Anaknya pun segera bangun dan memandang ibunya yang membawa bunga-bunga di tangannya. Sang ibu berkata, "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untuk ibu?" Dengan senyum mungilnya dan tanpa dendam ia menjawab, "Aku menemukannya di taman belakang lalu aku memetiknya karena bunga-bunga itu cantik seperti ibu. Aku tahu ibu akan menyukainya terutama yang berwarna biru."

  Dalam kehidupan ini kita seringkali bisa bersikap ramah dan lemah lembut kepada orang yang mungkin tidak kita kenal atau baru saja kita kenal. Namun berbeda jika kita bertemu dengan orang-orang yang setiap hari ada di sekeliling kita. Padahal kita seharusnya bisa menjadi dampak untuk orang-orang yang ada di sekeliling kita terlebih dahulu, dengan mengasihi mereka atau bersikap ramah terhadap mereka. Karena firman Tuhan berkata, " ... dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." 

  Jadi, sudahkah kita siap untuk menjadi saksi Kristus dimulai dari keluarga kita terlebih dahulu ? Jangan hanya bersikap ramah dan baik terhadap orang yang mungkin hanya sesekali kita jumpai, namun mari juga bersikap lebih baik dan ramah terhadap orang yang berkali-kali kita jumpai, karena percuma saja kita menjadi saksi yang baik bagi orang yang jauh di sana, bila yang di dekat kita justru menganggap kita sebagai batu sandungan. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, berilah aku rahmat kesabaran dan kerendahan hati, agar sikap dan perkataan yang keluar dari mulutku dapat membawa dampak yang baik bagi orang-orang yang ada di sekitarku. Amin. (Dod).