Listen

Description

"Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13)

Renungan:

  Black box atau kotak hitam adalah alat yang dipakai untuk merekam data penerbangan pada sebuah pesawat terbang. Istilah kotak hitam boleh jadi berasal dari 2 hal. Pertama, warnanya memang hitam pada produksi awalnya. Kedua, karena kotak itu selalu cenderung hangus terbakar akibat kecelakaan. Penemu pesawat, Wright bersaudara, awalnya memelopori penggunaan perangkat ini untuk merekam rotasi baling-baling. Kemudian fungsi alat ini diubah untuk merekam data penerbangan pada waktu terjadi Perang Dunia II. 

  Kotak hitam diletakkan di bagian belakang pesawat agar dapat lebih mudah bertahan ketika terjadi kecelakaan. Kotak hitam terdiri dari Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR). FDR berguna untuk merekam data penerbangan selama 25 jam, sedangkan CVR berisi data audio percakapan yang terjadi di kokpit  dengan durasi sekitar 2 jam. Duet perangkap ini melacak percakapan pilot, suara mesin, perintah kontrol lalu lintas udara, level bahan bakar, peralatan pendaratan dan data-data lainnya yang merekam saat-saat terakhir pesawat. Keduanya mampu menahan suhu hingga 2000°F atau sekitar 1093°C. Itulah mengapa kotak hitam menjadi alat yang paling dicari ketika terjadi kecelakaan pesawat. 

  Sadarkah kita bahwa sesungguhnya Tuhan juga senantiasa merekam setiap perbuatan kita yang ada di dunia ini? Ia dapat mengetahui dan merekam setiap perbuatan yang pernah kita lakukan bahkan sampai perasaan dan pikiran kita. Tidak ada satu pun hal yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Segalanya telanjang di mata Tuhan. Itu sebabnya selama kita menjalani kehidupan kita di muka bumi ini, kita harus senantiasa mengingat hal ini dan berlaku hati-hati dengan mulut, tangan, kaki, telinga, mata, pikiran dan perasaan kita. Penulis surat Ibrani mengingatkan kita bahwa pada akhirnya kita harus memberikan pertanggungan jawab kepada Tuhan untuk setiap perbuatan kita. Kenakanlah kerangka berpikir seperti ini sebelum kita melakukan segala sesuatu: Apakah aku bisa menjawab Tuhan jika nantinya Ia bertanya, "Mengapa kamu lakukan hal ini?" Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, bimbinglah aku agar aku dapat selalu melakukan kehendak-Mu. Aku rindu untuk selalu menyenangkan hati-Mu. Amin. (Dod).