Rob Wallace, seorang penulis buku berjudul Big Farms Make Big Flu (Monthly Review Press, 2016), ahli biologi evolusi dan ahli filologi kesehatan masyarakat yang saat ini bekerja di Institute of Global Studies di University of Minnesota. Dia juga menulis blog di Farming Pathogens. Yaak Pabst berbincang dengan Rob Wallace untuk konten majalah sosialis Jerman, Marx21. Secara mengejutkan, Wallace memaparkan informasi bahwa: Pada tingkat populasi, Covid-19 memiliki rasio kematian atau CFR 2-4% pada awal wabah di Wuhan. Di luar Wuhan, CFR tampaknya turun menjadi sekitar 1% dan bahkan lebih sedikit, tetapi juga tampaknya melonjak di sejumlah tempat, termasuk di Italia dan Amerika Serikat. Kisarannya tampaknya tidak sebanyak, katakanlah, SARS yaitu 10%, influenza tahun 1918 yaitu 5-20%, "flu burung" H5N1 60%, atau pada tingkatan tertentu, Ebola 90%. Namun, Covid-19 jelas melebihi CFR 0.1% influenza musiman. Bahayanya bukan hanya terdapat pada tingkat kematiannya. Kita harus bertarung dengan tingkat penetrasi atau serangannya terhadap penduduk: seberapa banyak populasi global terjangkiti wabah tersebut.
......
Produksi manusia, ternyata malah menjebak manusia itu sendiri dalam bingkai masyarakat teknologi menurut Herbert Marcuse. Rekayasa yang dilakukan produsen, berhasil membuat manusia merasa perlu atas produk yang ditawarkan, sederhananya manusia yang mengiklankan suatu produk sudah tidak lagi penting (sebesar apapun popularitas orang tersebut), yang penting adalah produknya.
......
Tujuan belajar sejarah bagi filsuf sejarah bukan menghafal tanggal, atau mengingat rentetan peristiwa. Namun, tujuannya adalah menemukan rasionalitas sejarah. Hegel penganut Teleologis (realitas ada tujuannya), alam semesta itu ada titik akhirnya, tidak bergerak acak, ada puncaknya. Jadi itu asumsi awalnya, oleh karena itu setiap peristiwa bergerak ke titik ini, berpola. Maka pahami pola tersebut, itulah rasionalitas sejarah (dicari alasannya).