Listen

Description

Elemental empathy, a change of synergy.
Music making contact naturally. Diehard fans Rush tentu tahu dari lagu apa dan album apakah penggalan lirik tersebut di atas. Musik, seperti yang diungkap oleh Peart sejatinya bagaikan pintu yang menghubungkan pendengarnya ke semesta mana saja dengan cara yang khas, kepada bermacam hal di luar dirinya. Entah itu kelompok manusia lain, gagasan, fenomena ataupun peristiwa. Boleh jadi Peart menganalogikan proses tersebut ibarat reaksi kimia. Dalam konteks humaniora, reaksi kimia tersebut tidak lain adalah konteks sosio-politik dan sosio-kultural yang berkelindan pada setiap aspek dalam musik (populer) dan selalu melibatkan wacana di luar musik itu sendiri. Itu sebab, pemaknaan dan artikulasi dari penikmatan musik tersebut dapat menjadi jauh berbeda dari yang dimaksudkan penciptanya. Roland Barthes, teoretikus sastra asal Prancis dalam bukunya yang berjudul “The Death of the Author” (1967) mengatakan bahwa pengarang tidak memiliki otoritas atas teks yang ditulisnya. Interpretasi pembacalah yang pada akhirnya menentukan makna. Pengertian teks yang dibahas di sini berkembang melampaui konteks bahasa. Teks merujuk pada segala hal yang ada dalam kebudayaan, seperti seni, ritual, nilai, makna dan seterusnya.

Persoalan interpretasi inilah yang membuat pengalaman Mita Hapsari dengan RUSH menjadi menarik untuk ditelusuri. Dalam obrolan bersama Yuka dan Barto, Mita menjelaskan bagaimana perkenalannya dengan RUSH yang dianggap orang tuanya sebagai bentuk “musik momong anak." Selain itu, berbeda dengan generasi yang tumbuh besar pada dekade 1980-an, pencarian dan penggalian Mita tentang RUSH diperantarai secara cukup memadai melalui rilisan kaset dan cd resmi serta kemudian melalui internet. Hal ini membuat Mita tak hanya berhasil menghimpun informasi yang lebih lengkap tentang RUSH namun juga membangun pengetahuan tentang subkultur budaya populer dalam konteks yang lebih lengkap, seperti layaknya generasi internet lain di seluruh dunia. Karena inilah, Mita menemukan “chemistry” dan keterikatan terhadap pemaknaan dalam lagu dan lirik yang ditawarkan oleh RUSH, tapi pada saat yang sama, ia menemukan ada bentuk “keterikatan” yang berbeda pada orang-orang lain di sekitarnya. Apa yang ia temukan?

Silakan simak obrolan serius tapi santai Mita, Yuka, dan Barto dalam episode kelima ini.