Listen

Description

Renungan pagi : ULAM DAN ANAK-ANAKNYA

1 Tawarikh 8: 38-40, Azel mempunyai  enam orang anak, dan inilah nama-nama mereka: Azrikam, Bokhru, Ismael, Searya, Obaja dan Hanan. Itulah sekaliannya anak-anak Azel.

Anak-anak Esek, saudaranya, ialah Ulam, anak sulungnya, lalu Yeush, anak yang kedua, dan Elifelet, anak yang ketiga.

Anak-anak Ulam itu adalah orang-orang berani, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, pemanah-pemanah; anak dan cucu mereka banyak: seratus lima puluh orang. Mereka semuanya itu termasuk bani Benyamin.

Siapakah yang mengenal nama Ulam? Siapakah Esek, ayah dari Ulam? Ada juga nama Azel, saudara dari Esek. Nama-nama yang sangat asing bagi kita. Sekalipun demikian catatan mengenai Ulam sangat membanggakan, karena anak-anaknya adalah orang-orang yang berani, para pahlawan yang gagah perkasa. 

Saya percaya anak-anak yang berani, pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa tidak terbentuk dengan sendirinya. Ini bicara karakter yang tidak selalu bisa dijumpai di dalam diri anak-anak di dalam setiap keluarga. Mereka juga pemanah-pemanah, yang sangat handal, sehingga hal itu disebutkan untuk memberitahu kita, betapa mereka memiliki keahlian yang mumpuni. 

Anak-anak Ulam adalah anak-anak yang memiliki karakter sekaligus keahlian yang patut dibanggakan. Apakah yang dapat kita katakan tentang hal ini? Seorang hamba Tuhan pernah membuat sebuah pernyataan, ”Keahlian bisa membawa orang ke puncak tetapi hanya karakter yang dapat mempertahankannya.”

Sangat penting bagi kita orang tua untuk memahami bahwa tidak cukup menolong anak-anak memiliki kepandaian, kecerdasan, pengetahuan yang tinggi dan keahlian yang mumpuni. Lebih dari semua itu anak-anak kita memerlukan  karakter yang kuat agar keahlian mereka berguna bagi banyak orang dan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. 

Salah satu karakter Kristus yang perlu kita teladankan kepada anak-anak kita adalah kerendahan hati. Filipi 2:3b, mengatakan : “Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.”

Orang yang rendah hati adalah mereka yang menganggap orang lain lebih utama dari dirinya sendiri. Mereka mencari dan mendahulukan kepentingan orang lain. Saya yakin, dasar dari karakter yang terpuji ini adalah kasih akan Allah!

Saudaraku, tidak perlu berusaha menjadi orang yang dikenal oleh banyak orang, tetapi berusahalah untuk menghasilkan buah kehidupan yang dapat dirasakan oleh orang banyak melalui anak-anak kita. Sebab anak-anak kita membawa nama kita sebagai orang tua, entah nama baik yang mendatangkan rasa hormat atau nama buruk yang membusukkan nama kita. 

Mazmur 127 :3-5; mengatakan : _Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.

Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.

Ulam, sangat tidak dikenal, tetapi ia adalah orang yang berbahagia karena telah membuat anak-anaknya seperti anak-anak panah di tangan pahlawan. 

Saya Theo Barahama, mari pancarkan Kerajaan Sorga dari rumah kita.