Musa mengalami masa krisis terbesar dalam hidupnya di padang gurun pada usia 40-80 tahun, ia mengalami 3 KRISIS BESAR dalam hidupnya: (1) KRISIS ATENSI DAN IDENTITAS (Keluaran 3:11-12) di mana ia mengalami kesepian dan kesendirian di padang gurun yang menyebabkan ia kehilangan identitas kebangsaannya yang 'blend' antara natur sebagai orang Yahudi yang dididik dengan budaya Mesir, (2) KRISIS EKSISTENSI DAN SPIRITUALITAS (Keluaran 3:13-14) di mana ia memertanyakan keberadaan Allah nya dan mengalami kekeringan spiritual yang penuh keraguan akan keberadaan Allah saat keadaan dirinya terpuruk, dan (3) KRISIS POTENSI DAN KONTINUITAS (Keluaran 4:1-11) di mana ia meragukan potensi dirinya dan kemampuannya memimpin Israel secara berkelanjutan. TUHAN ALLAH memanggil Musa lewat penglihatan semak berapi yang menyala untuk mengajak Musa hidup berAKSISkan Tuhan dalam mengatasi KRISIS hidupnya.