Host: Yuna
Narasumber: Pdt. A. A. Ayu Perani, S.Si.Teol
Bacaan Alkitab: (Luk 24: 31-32; Yoh 13: 7)
Kisah dua murid di jalan menuju Emaus memberikan pelajaran bagi kita,
pelajaran yang sangat membantu di masa-masa pandemi ini. Pelajarannya
adalah Tuhan bekerja dengan cara yang tidak selalu bisa kita lihat. Baru
kemudian - ketika kita melihat ke belakang - kita mengenali apa yang telah
dia lakukan. Dua murid Yesus yang menuju Emaus tidak dapat memahami
peristiwa penyaliban sebagai sesuatu selain tragedi. Mereka tidak tahu apa
yang harus dilakukan. Mereka bahkan tidak mengenali Yesus ketika dia
berjalan di jalan di samping mereka. Baru kemudian, setelah “memecahkan
roti” bersama Yesus, mereka mengenalinya. Hanya saat itulah kata-kata
Yesus masuk akal. Mereka kemudian berkata satu sama lain, "Bukankah
hati kita berkobar [di dalam kita] sementara dia berbicara kepada kita?"
Hal seperti itu terjadi pada semua murid. Misalnya, Petrus benar-benar
bingung ketika Yesus membungkuk untuk membasuh kakinya. Yesus
berkata kepadanya, "Apa yang aku lakukan, kamu tidak mengerti sekarang,
tetapi kamu akan mengerti kelak". Dalam kasus-kasus semacam itu di
seluruh Alkitab, prinsip yang sama berlaku: rencana dan kehadiran Allah
tidak selalu jelas sampai nanti. Adapun para murid, demikian juga bagi kita.
Untuk alasan yang terlalu dalam untuk sepenuhnya dipahami, rencana
Tuhan untuk hidup kita tidak selalu jelas dan dapat dipahami.
Saat pandemi ini adalah momen seperti itu. Sulit untuk melihat apa rencana
Tuhan di tengah-tengah pandemi ini. Seperti para murid di jalan menuju
Emaus, kita mungkin bisa putus asa dan bingung, kita mungkin cemas dan
takut, karena kita tidak mengerti mengapa Dia membiarkan ini terjadi. Kita
tidak melihat bagaimana pandemi global dapat masuk ke dalam rencana
Tuhan yang baik dan ramah.
Tapi satu hal yang kita tahu: Tuhan selalu berkarya dalam hidup kita, dan
Dia bahkan sekarang berjalan di samping kita. Kita tidak pernah sendirian.