Selamat datang di MSG Podcast (Main Sama GSB di Podcast) melalui Project Kompilasi Audio Puisi dalam serial “Berteman dengan Anak: Memperingati Hari Puisi dan Hari Air Sedunia”. Pada episode kali ini, GSB akan membawakan puisi tema Lingkungan yang berjudul “Sayangi Bumi, Hargai Air”. Referensi diambil dari pengamatan perilaku dan beberapa peristiwa yang terjadi selama pandemi. Selamat mendengarkan!
“Sayangi Bumi, Hargai Air”
Diam dan sunyi
Kondisi dari hari ke hari
Diam dan sunyi
Berjuang dalam situasi
Senyap dan penyap
Dunia kini terasa pengap
Timbul harap, meski sayup terdengar
Dunia masih mau merangkul, sebuah mimpi besar
Menenangkan diri
dengan dua cangkir teh hangat setiap pagi
Ternyata tidak terlalu berfungsi
Hanya sebatas diminum, lalu pergi
Tidak ada yang mengira
Cerita ini sampai dalam durasi yang lama
Hingga banyak manusia tergopoh
Pandemi, sungguh menyulitkan untuk kokoh
Kita saling, tapi minim bertemu dan bertatap
Kita sering, tapi hanya mengirim doa ketika berlindung dalam sebuah atap
Perlahan waktu, cerita ini semakin nyata
Pun berita duka, mencipta sedih tak kunjung reda
di suatu banglas, terbuka pilihan menjadi burung
Tidak diwajibkan untuk bisa terbang bebas
Tapi, bisa belajar untuk mampu tegas
Pergi, ketika tahu manusia sedang gusar
Burung tidak memestikan
Manusia—puguh padanya
Mengharap diusap sayang, seumpama hewan peliharaan
Jika hentakan kaki datang, ia menyingkir manasuka saja
Kesehariannya tetap mencari makan dan teman
Bersabung memintasi berbagai jalan
Tidak sukar baginya, bertandang ke banyak nagari
Leluasa pancarkan ketenangan
Bumi rehat sejenak dalam kesepian
Lahirkan udara segar, pusat kenikmatan
Namun, dalam sepi ia berkata
Kalau tidak sepenuhnya baik-baik saja
Air mengaku payah
Lalu mengadu kepada bumi
Saat semua makhluk, mencarinya saat pandemi
Air mengaku payah
Lalu mengadu kepada bumi
Saat semua makhluk, memakainya dengan sesuka hati
Air mengaku payah
Lalu mengadu kepada bumi
Saat semua makhluk, berupaya lindungi diri
Air mengaku payah
Lalu bertanya kepada bumi
Mungkinkah aku akan abadi?
Sementara, terus berkurang setiap hari?
Malang betul nasib manusia
Jika bumi tidak dijaga
Sedih betul nasib manusia
Jika air, dipakai tak kira-kira
Seperti pesan dari salah satu penyair
Ia mengatakan kalau manusia bisa hidup tanpa cinta
Namun, mustahil hidup tanpa air
Itu hanya membuat manusia tersiksa
Mari sayangi bumi
Mari hargai air
Sayangi Anak Indonesia, generasi selanjutnya
Jagalah bumi, cintai alam semesta
Editor: Shavira Dilla
Pengarah Musik: Renita Yulistiana
Naskah dan Cover: Renita Yulistiana
Kolaborasi: Relawan Project Kompilasi Audio Puisi GSB