Anabel kami bilang kalau akhirnya besok omnibus law sampai disahkan tanpa mengindahkan tuntutan yang ada, maka dapat dipastikan RUU Cilaka ‘12’ akan menjadi produk hukum paling modern yang pernah dilahirkan oleh orang-orang progresif di podium Legislatif kita. Semangatnya egaliter, bahwa setiap manusia punya derajat satu lain sama tinggi. Naskahnya ditulis cermat dengan substansi pasal yang memberi jalan keluar pada masalah. Transparansinya pun jelas, kita bisa memantau perkembangannya setiap saat serta melihat bagaimana tekunnya para anggota perumus bolak balik merundingkan materi dengan masyarakat sipil dan eksponen terkait, memastikan tidak ada satu pihak yang tertinggal kepentingannya. Negara sedang menaruh hormat kepada orang-orang yang bekerja dan membalas sumbangsih sekecil apapun yang telah diberikan. Kita bisa lega akhirnya praktik perundang-undangan di Indonesia membuktikan mutu, sekaligus menunjukkan kualitas bekerja yang mapan, efektif serta tidak terburu-buru dari ke-138 anggota perumus omnibus law. Tentang buruh, di masa depan nanti tidak akan ada lagi nasib naas pekerja kurus, karena upah minimum mereka telah disetarakan senilai tiket terbang PP JKT-AMS saat malam Natal. Lalu menyesuaikan kebutuhan, sistem kerja alih daya atau outsourcing dihapuskan. Bagi pegawai yang kena PHK akan tetap dikasih pesangon yang jumlahnya memadai untuk mencegah terjadinya tindak stres gantung diri. Terpujilah Negara menjamin ketenangan hidup kaum pekerjanya. Termasuk juga kepada pekerja perempuan, yang dihadiahi klausul cuti hamil, haid sampai honeymoon. Dan siapa pun yang masih nekat meleceh seks di tempat kerja bisa langsung diganjar penalti pecat di muka. Dikatakan paling modern, RUU Cilaka adalah wajah baru sistem hukum yang sempurna secara konstitusional, tidak ada pasal yang melawan hierarki kewenangan peraturan lain. Keberpihakkannya jelas, Negara menegaskan komitmen terhadap kemanusiaan dengan menghapus pasal warisan kolonial, dan yang lebih penting, memberi kepercayaan investasi kepada masyarakat lokal – dalam hal ini masyarakat adat – sebagai solusi tantangan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi. Namanya juga anabel – analisa gembel. Kita semua melontarkannya. Bagian istimewa dari melakukannya adalah tanda timbulnya kesadaran level awal terhadap sebuah kejadian dan kita berani memiliki pendapat atas itu. Memang, pendapat yang sesat itu berbahaya, tapi lebih berbahaya lagi kesadaran yang hilang. Anabel bisa dididik, dan di sinilah kami mencoba melatih logika publik supaya mampu mengolah opini, dengan mempertemukan Bob Ciaw dan Cholil Mahmud dalam satu meja. Keduanya saling memantik dan mengutarakan pendapat yang mungkin bisa mencerahkan. Di sebuah Negara di mana tidak banyak beredar politikus yang dapat dipercaya, satu-satunya kejahatan murni yang dapat dilakukan adalah dengan menyanjung mereka. Sedangkan siasat bodoh ditelan sebagai kebenaran. http://www.amvibe.id