Banyak nada sumbang menyertai seruan ‘new normal’ yang akan coba diterapkan selepas 4 Juni besok ketika penyebaran Corona belum sepenuhnya bisa teratasi, alias masih simpang siur; kurva yang naik-turun, kabar amis vaksin sampai ramalan ‘genosida’ dan ketahanan ekonomi warga mengakibatkan kita terjebak dalam situasi probabilitas yang bebal. Mau tidak mau, siap tidak siap, kondisi kelaziman yang baru harus tetap kita tempuh, sekarang atau nanti. Peradaban ini diciptakan untuk terus bergerak secara dinamis, manusia dengan segala alibi zaman dan tetek bengek kebutuhannya. Buat kami persepsi kelaziman baru wajib diberlakukan secara menyeluruh—bukan saja terhadap masyarakat, tapi juga tata atur pemerintahan. Kasarnya, new normal tidak cukup tapi perlu new system agar keusangan yang menyebabkan negara ini tak henti-hentinya menderita dapat benar-benar dilalui. Dan satu hal lagi yang paling penting, apalah artinya semua normal baru atau cita-cita 4.0 atau peradaban global ini kalau koneksi internet di Indonesia masih terlalu lambat untuk mampu bersaing. Mendingan sebelum kita banyak ngebacot soal antisipasi masa depan, terlebih dulu tuntut peningkatan bandwidth internet kepada negara, bagaimana pun caranya. Episode ini kemungkinan besar akan menjadi perjumpaan Lockdown Series terakhir. Dipandu keroyokan oleh Raja Humuntar, Fifa Chazali dan Rio Tantomo. Ketiganya saling berbincang dan meresensi serba serbi karantina diri yang kita jalani selama 3 bulan terakhir. Tamu penutup adalah Goodnight Electric, unit dark-new wave asal Jakarta yang baru saja merilis album ketiganya dalam 13 tahun terakhir, berjudul Misteria. http://www.amvibe.id