Kalau mau ngomong soal Buya Syafii Maarif, nggak ada tuh ceritanya bajunya Buya dicucikan istri. Beliau yang mau cuci sendiri, jemur sendiri, berbagi tugas mengerjakan pekerjaan rumah --yang selama ini selalu dianggap "tugasnya perempuan". Beliau paling anti merepotkan orang lain, sampai pada menjelang saat terakhirnya beliau harus disuapi, beliau merasa bersalah.
Orang bisa hidup dengan gagasan-gagasan dan narasi-narasi hebat. Tapi tak banyak orang yang bisa menghidupi gagasan dan narasi itu, bahkan sampai matinya. Buya Syafii Maarif, orang nomor satu di Muhammadiyah, yang sampai matinya masih tetap sama: sederhana, berintegritas, dan tak mau merepotkan orang lain.