Ketika kita membayangkan Allah hadir di dunia, pikiran kita mungkin tertuju pada sosok Perkasa, penuh kuasa, dan ditakuti. Namun, Natal menghadirkan paradoks. Allah Yang Maha Kuasa justru datang dalam rupa bayi yang rapuh. Tangisan pertama Yesus di palungan adalah tanda bahwa Sang Mesias rela masuk dalam kerentanan manusia. Natal mengingatkan kita bahwa kuasa Allah berbeda dari kuasa dunia. Kekuatan sejati dinyatakan melalui kelemahan, kasih, dan kerendahan hati. Seorang bayi tidak bisa melakukan apa pun sendiri; ia butuh dipeluk, disusui, dan dijaga. Ketika Yesus datang sebagai bayi, Ia menunjukkan bahwa Allah rela menjadi rapuh, bergantung pada kasih manusia yang Ia ciptakan.