Listen

Description

8 April 2022--Edesius lahir di Propinsi Lysia, Asia Kecil pada tahun 265. Sejak usia muda, Edesius sudah menaruh perhatian dan minat besar pada filsafat yang pada waktu itu masih mencakup ilmu agama, ilmu falak, ilmu alam dan lain sebagainya.

Pengetahuannya yang luas itu membawanya  kepada iman akan kebenaran ajaran Kristus. Sesudah dipermandikan, Edesius  terus menambah ilmunya dengan tekun belajar.

Ketika Kaisar Galerius melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen, Edesius tampil sebagai pembela kebenaran agama Kristen di hadapan pemimpin-pemimpin negara dan para hakim. Oleh karena itu, ia ditangkap dan menjalani hukuman kerja paksa di tambang-tambang negeri Palestina

Dari Palestina, ia pindah ke Mesir, dan di sana pun ia menyaksikan penganiayaan terhadap umat Kristen oleh penguasa-penguasa Aleksandria.

Semua peristiwa penganiayaan itu membuat Edesius tertarik pada renungan tentang sengsara Yesus dan terhadap kata-kata St. Yohanes dalam suratnya yang pertama.

"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita"

Terdorong oleh imanya, Edesius dengan berani membela orang-orang Kristen yang dianiaya itu. Dengan berani Ia menerangkan keluhuran iman Kristen serta memprotes perlakukan bengis terhadap para penganut agama Kristen. Karena itu, sekali lagi ia ditangkap, disiksa lalu dibuang ke laut.

Edesius mati sebagai seorang martir, bukan hanya karena mempertaruhkan imannya tetapi juga karena cinta kasih terhadap sesamanya.

Penulis Naskah: Arief Setyawan