Presidensi Indonesia di G20 telah usai. Dalam pertemuan puncak di tanggal 15-16 November 2022 yang lalu, para Pemimpin G20 melahirkan Deklarasi Bali atau G20 Bali Leader’s Declaration. Deklarasi tersebut berisi janji, komitmen, dan tekad bersama bagi negara-negara G20 ke depan. Semua negara yang hadir dalam KTT G20 menyepakati 100% isi deklarasi, termasuk juga soal konflik Rusia-Ukraina. Upaya resolusi konflik ini menjadi perhatian di G20 karena pengaruhnya yang signifikan pada ekosistem ekonomi global.
Salah satu pembahasan yang paling mendasar dan substansial dalam Deklarasi Bali adalah mengenai target SDGs. Dari total 52 paragraf, frasa ‘sustainable development’ disebut sebanyak 12 kali, dibahas di paragraf kedua bagian pembukaan, bahkan sebelum menyebut soal perang Rusia-Ukraina.
Meski ada banyak isu yang juga dibahas seperti soal kebijakan dan pembangunan ekonomi, tak dapat dipungkiri bahwa paradigma SDGs menjadi salah satu alternatif strategis untuk memajukan peradaban manusia di masa depan. Maka dari itu, penting untuk melakukan ‘tracking’ dan evaluasi, mengenai komitmen negara-negara ini dalam mewujudkan target SDGs di tahun 2030.
Pertanyaannya: Sejauh apa Indonesia sebagai anggota G20 telah dan akan menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai tema kunci kebijakan pembangunan? Apakah Indonesia mampu mewujudkan semua komitmen yang tertuang dalam Deklarasi Bali?
#Nalar #NalarInstitute #YanuarNugroho #G20 #PresidensiG20 #IndonesiaG20 #RecoverTogetherRecoverStronger #DeklarasiBali #SDGs #SustainableDevelopmentGoals #G20BaliLeadersDeclaration