COVID-19 menerpa, meluluh-lantakkan berbagai capaian pembangunan. Ekonomi mandeg, bahkan berkontraksi negatif; pengangguran dan kemiskinan melejit; bisnis bertumbangan. Dalam keadaan seperti ini, berbagai komunitas masyarakat mencoba bertahan. Mereka mencari terobosan, mereka berinovasi. Tujuannya: bertahan hidup menghadapi COVID-19. Merebut kembali daya-hidup yang sempat direnggut virus ini. Sebagian gagal, sebagian berhasil. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan ataupun kegagalan inovasi komunitas ini? Apa yang bisa kita pelajari?
#NALAR mengangkat satu cerita inovasi akar-rumput dari propinsi DI Yogyakarta: SONJO (sonjo.id) atau "Sambatan Jogja". Mengambil inspirasi tradisi 'sambatan', diinisiasi oleh masyarakat sendiri, SONJO muncul sebagai inisiatif komunitas di Yogyakarta dalam bersiasat menghadapi COVID-19. Tujuh bulan berjalan, dengan berbagai hasil nyata menyambung hidup ribuan orang, bahkan meningkatkan kualitasnya, SONJO membuktikan bahwa potensi masyarakat adalah modal terkuat menghadapi pandemi mematikan ini.
Keberhasilan SONJO sudah diangkat berbagai media, baik lokal, nasional, bahkan internasional. Namun bagaimana sebenarnya SONJO ber-dinamika? Bagaimana jatuh-bangunnya? Episode ini menghadirkan Dr. Rimawan Pradiptyo, seorang intelektual dari UGM yang juga penggagas SONJO. Mas Rimawan blak-blakan bercerita bagaimana SONJO lahir dan berkembang --dengan segala konsekuensi dan implikasinya.