Listen

Description

Sebuah Puisi: 4x4

Ditulis & Disuarakan

Puisi "4X4" karya Ardi Kamal Karima mengusung tema eksistensialisme yang gelap, di mana struktur matematis (4x4) menjadi metafora kekakuan yang justru berujung pada "sekarat" atau kematian. Angka dan hitungan di sini merepresentasikan upaya manusia untuk mengikat makna melalui logika, namun berakhir pada kehampaan dan penderitaan. Imaji seperti "tembok yang mengulang" dan "kuburan kosong tanpa nisan" menggambarkan siklus stagnasi, di mana kreativitas atau emosi terperangkap dalam repetisi tanpa hasil, layaknya rahang yang mengunyah kata-kata hingga menjadi puisi yang tercekat.

Puisi ini juga menyoroti kegagalan komunikasi dan keterasingan. "Debu adalah kata-kata yang tak sempat diucapkan" dan "alfabet yang kehilangan bibir" menjadi simbol ketidakmampuan mengekspresikan perasaan, sementara "lampu redup" dan "asap rokok" mencerminkan harapan yang pudar. Alam—seperti hujan tanpa pelangi, matahari, dan bulan—digambarkan sebagai entitas yang acuh, meninggalkan manusia dalam ilusi dan kesendirian. Bahkan waktu ("jarum jam merangkak seperti lipan") menjadi penjara yang menggerogoti, mengisyaratkan betapa hidup terjebak dalam siklus penderitaan abadi.

Di balik kesuraman, puisi ini adalah kritik terhadap performativitas seni. Proses kreatif di sini bukanlah pembebasan, melainkan "pementasan manusia yang dihukum abadi." Puisi akhirnya menjadi "arsip paling gelap," rekaman melankolis yang lahir dari pertarungan antara kebencian dan cinta, ilusi dan realitas. Namun, justru dalam kegagalan inilah puisi menemukan kekhidmatannya: ia adalah cermin dari luka yang tak terucap, tetapi tetap dipentaskan dengan tegak—sebuah keberanian untuk mengarsipkan kegelapan sebagai bentuk perlawanan terhadap kepalsuan.

#ardikamal #literasi #penulis #syair #monologue #dialog #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra #ardikamal #puisi #poem #poet #penyair #penyairindonesia #poetry #depresi #depression