Listen

Description

Puisi: ANTIMU

Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal Karima

Puisi "Anti Mu!" menggambarkan kegelisahan atas kehidupan modern yang dipenuhi kontradiksi dan ketidakseimbangan. Metafora "menelan tablet seperti menelan kota terbalik" menyiratkan konsumsi hal-hal artifisial (obat, teknologi, atau sistem kota) yang justru memicu kekacauan internal. Tubuh dan pikiran digambarkan menderita: usus menjerit dalam "bahasa logam" (industrialisasi yang merusak), kepala menjadi "pasar" kacau di mana ide ("kembang") tak bisa tumbuh, dan mual yang terpendam di "kerongkongan zaman" melambangkan kegagalan manusia mengatasi beban masa lalu atau tekanan zaman. Puisi ini mengekspos bagaimana modernitas tidak menyelesaikan masalah, malah memperparah disorientasi.

Percakapan yang retak ("lidahku sudah mati rasa") dan upaya mengatasi kegelisahan dengan hal-hal artifisial ("menggambar gempa dalam botol sirup") menjadi simbol kegagalan komunikasi dan solusi instan. Waktu yang meleleh ("jam dinding meneteskan jarum"), ritual minum kata-kata kosong di tengah malam, serta "kuburan ponsel" yang ditumbuhi lumut menggambarkan kehampaan interaksi manusia di era digital. Vertigo semiotika—kebingungan makna—diperparah oleh upaya memaksakan bahasa ("menyuntik alfabet ke urat rasa") yang berujung pada ekspresi yang mandul: puisi dianggap seperti "kapsul kedaluwarsa" yang tak lagi menyembuhkan, hanya memuntahkan kepalsuan.

Puisi ini ditutup dengan ironi tentang ketidakberdayaan manusia. "Antimo" (obat anti-mual) hanya tamu palsu yang mencuri kedamaian, meninggalkan manusia "menggigil" dan mencari pelarian melalui pil tidur. Muntah yang hanya mengeluarkan "sumpah serapah" menegaskan betapa segala upaya penyembuhan berakhir pada frustrasi. Namun, di balik keputusasaan, ada penerimaan absurd: manusia tertawa di tengah "langit-langit rumah sakit yang meleleh menjadi sajak", merangkul prasangka, dan membiarkan "pusing" pulang ke asalnya. Ini adalah pengakuan tragis bahwa dalam kekacauan zaman, yang tersisa hanyalah senyum getir dan puisi yang lahir dari luka.

#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra