Listen

Description

Puisi: BERGANTIAN

Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal Karima

Puisi ini menggali ketegangan antara kebahagiaan dan kesedihan yang "bergantian" menghinggapi manusia. Pertanyaan berulang, "kenapa kau selalu bisa tersenyum dalam keadaan apapun?" menyiratkan keheranan terhadap ketenangan yang mungkin palsu atau hasil dari pergulatan batin. Alam menjadi metafora untuk dualitas ini: bayang pohon yang terbelah, angin membawa tawa lama, dan tanah yang mencatat setiap jeda. Gambaran seperti duri yang tumbuh jadi pepohonan atau buah yang lahir dari "suka dan sekelumit rela" menegaskan bahwa luka dan keindahan sering kali menyatu, menciptakan komposisi hidup yang paradoks.

Ketenangan digambarkan sebagai sesuatu yang mengalir lalu sirna, "hanya bahasa yang kehilangan arah" atau "kehancuran yang tertelan Kompas." Ini menunjukkan bahwa kedamaian mungkin ilusi, atau justru lahir dari penerimaan atas kehancuran. Puisi juga menyoroti kontras antara kegembiraan yang sulit diungkapkan ("gembira terlalu asing untuk dinyanyikan") dan nestapa yang "mahir merangkai puisi." Penyair, seperti "si kepala jeruji," terkurung dalam paradoks: keterampilannya merangkai kata justru berasal dari sepi yang "mengoyaknya." Seni menjadi produk dari luka yang abadi, sekaligus upaya bertahan di zaman yang kacau.

Puisi ini ditutup dengan pertanyaan yang sama seperti pembuka, menegaskan siklus abadi antara bahagia dan pilu. Gambaran akhir—"retakan yang tak pernah ditutup," "kematian kita selama ini," serta ketenangan sebagai "tanah yang tak berpihak"—menyoroti ketidakpastian hidup. Bahkan fajar yang melumat gulita hanya menghasilkan diam yang bertunas jadi ironi. Di sini, manusia diajak menerima bahwa jawaban atas pertanyaan eksistensial mungkin tak pernah datang. Yang tersisa adalah keindahan pilu, seperti puisi ini sendiri: bisu, namun bergema dalam sunyi.

#ardikamal #mentalillnes #mentalhealth #depression #depresi #syair #literasi #penulis #poem #puisi #jurnal #luka #perspektive #monolog #menjadimanusia #filsafat #sastra