Puisi: PEGAL LINU
Ditulis & Disuarakan oleh Ardi Kamal Karima
Puisi "Pegal Linu" karya Ardi Kamal Karima menggali dalam-dalam tentang luka emosional yang berulang dan sulit sembuh. Melalui metafora tubuh yang terluka dan rusak, penyair menggambarkan siklus penderitaan yang berulang. Luka emosional diibaratkan sebagai penyakit kronis, sulit disembuhkan, bahkan upaya untuk melupakannya justru memperburuk keadaan. Penyair juga menyoroti tekanan sosial dan harapan yang menambah beban emosional individu. Secara keseluruhan, puisi ini menyampaikan kesedihan mendalam dan mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman pribadi mereka dengan trauma emosional. Pesan utamanya adalah luka emosional adalah nyata dan membutuhkan proses penyembuhan yang panjang dan kompleks, namun harapan untuk pulih tetap ada.
Dalam "Pegal Linu," Ardi Kamal Karima mengeksplorasi siklus berulang dari penderitaan emosional. Menggunakan tubuh sebagai metafora, penyair menggambarkan luka yang menolak untuk sembuh. Luka emosional ini seperti penyakit kronis yang semakin buruk ketika diabaikan. Puisi ini juga menyoroti tekanan tambahan dari harapan sosial. Pada akhirnya, "Pegal Linu" mengungkapkan kesedihan mendalam dan mendorong pembaca untuk merenungkan luka emosional mereka sendiri. Puisi ini menunjukkan bahwa penyembuhan membutuhkan waktu dan usaha, tetapi itu mungkin.
Melalui lensa tubuh yang terluka, "Pegal Linu" karya Ardi Kamal Karima melukiskan gambaran hidup tentang penderitaan emosional yang berkepanjangan. Penyair merangkai narasi penderitaan yang berulang dan sulit diselesaikan. Luka emosional digambarkan sebagai penderitaan yang persisten, dan upaya untuk melupakan hanya memperdalam akarnya. Puisi ini juga menyoroti beban tuntutan sosial terhadap kesejahteraan emosional individu. Pada akhirnya, "Pegal Linu" adalah eksplorasi menyayat hati tentang kesedihan, mengajak pembaca untuk menghadapi luka emosional mereka sendiri. Puisi ini menawarkan secercah harapan di tengah kegelapan, menunjukkan bahwa penyembuhan dapat dicapai.
#ardikamal #syair #sajak #monologue #penyair #mentalhealth #poet #poetry #sastra #penulis #literasi #dépression #kutipan