Diantara tanda diterimanya amal seseorang adalah adanya perubahan dalam diri orang tersebut kearah yang lebih baik. Imam Ibnu Rajab menyatakan:
Ganjaran perbuatan baik adalah (mendapatkan taufik untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama.” (Ibn Rajab, Lathâ-iful Ma’arif, hal. 221).
*
Berbagai masalah kita hadapi dalam hidup ini, namun kita hanya punya dua pilihan: memilih jalan memperturutkan hawa nafsu, atau sebaliknya memilih jalan ketaatan dalam sikap, prilaku dan perkataan kita.
Ketika kita memilih memperturutkan hawa nafsu, yakinlah bahwa jalan ini akan berujung pada kesengsaraan; tidak lagi bisa menikmati pelampiasan nafsu tersebut, namun sulit meninggalkannya, lebih dari itu, kelak di akhirat akan menghadapi bencana yang lebih besar.
Imam Ibnu al Jauzy (w. 597H), dalam kitab Dzammul Hawa, hal 13:
“Karena inilah kalian melihat pecandu khomer dan jima’ tidak bisa menikmati (walau hanya) 1/10 nikmatnya orang yang belum kecanduan. Namun karena kebiasaannya sudah seperti itu, dia pun menjatuhkan dirinya dalam kebinasaan untuk mendapatkan apa yang sudah menjadi kebiasaannya.”
Menuruti hawa nafsu hanya akan menjadikan seseorang celaka di saat mendambakan kebahagian, menjadikannya sedih di saat mengira akan dapat kesenangan, menjadikannya sakit di saat menginginkan kenikmatan.
Ketika kita memilih jalan ketaatan, walaupun mungkin itu berat bagi nafsu kita, namun yakinlah bahwa dalam beratnya itu ada kelezatan, dan setelahnya juga ada kelezatan. “Sesungguhnya kelelahan dalam berbuat taat akan sirna tapi pahalanya akan tetap ada. Dan sesungguhnya kenikmatan dlm bermaksiat akan sirna namun siksanya akan tetap ada.”
Sesungguhnya dunia ini akan sirna, namun kebaikan dan kemaksiatan kita akan tetap dibalas-Nya.
Sesungguhnya jabatan dan kekuasaan juga akan sirna, yang tersisa adalah pertanggungjawabannya, kelak dihari tiada pengacara yang akan mampu membela, hari dimana jari jemari, kulit, dan tembok bersaksi. Apakah mereka memberatkan atau meringankan kita, itu semua ditentukan oleh pilihan hidup kita sekarang, ya sekarang!