Ibunda kita, Zainab binti Khuzaimah ra., sangat menyayangi kaum fakir dan miskin sejak masih hidup di masa Jahiliah. Setelah masuk Islam, kasih sayang dan kepeduliannya kepada kaum papa itu semakin bertambah kuat. Apalagi setelah dipersunting oleh Nabi Saw., sifat ini semakin bertambah kuat lagi. Ini karena setiap saat, ia menyaksikan langsung kasih sayang yang memancar deras dari hati Rasulullah Saw..
Beliau selalu menekankan kepada segenap kaum muslimin agar bersedekah kepada orang-orang fakir dan miskin, dan terus menganjurkannya hingga mencapai tahap itsar (mendahulukan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan sendiri).
Abu Hurairah ra, meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda,
“Ketika manusia menyongsong waktu pagi pada setiap hari, dua malaikat turun. Salah seorang malaikat berkata, ‘Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang berinfak. Sedangkan malaikat yang lain berkata, ‘Ya Allah, berilah kebinasaan kepada orang yang enggan berinfak (bakhil).'” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam rentang waktu yang sangat singkat bersama Nabi Saw., Zainab menyibukkan dirinya dengan banyak beribadah, puasa, dan salat malam. Memang, ia mendampingi beliau dalam waktu yang sangat singkat, karena hanya beberapa bulan setelah pernikahannya, ajal telah menjemput ibunda kita, Zainab ra., sehingga merupakan istri Nabi Saw. yang pertama kali meninggal dunia di Madinah.