Listen

Description

Yeremia 15:10-21 - Pergumulan Yehuda. “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.” (Yeremia 15:16)

Martin Luther King Jr. (1929-1968) adalah pendeta Baptis dan aktivis Amerika Serikat yang menjadi juru bicara dan pemimpin gerakan hak sipil tahun 1954-1968. Ia dikenal karena menuntut hak sipil dengan cara non-kekerasan sesuai ajaran Kristen dan terinspirasi oleh Mahatma Gandhi. Ia sukses besar akibat aksinya menentang diskriminasi secara damai, namun berangsur-angsur aksi anti kekerasannya kurang bisa diterima orang-orang kulit hitam muda. Dalam perjuangannya, King pernah dipenjarakan di penjara Birmingham. Pada akhirnya, dia ditembak di Motel Lorraine di Memphis, Tennessee, pada tanggal 4 April 1968, dan menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Santo Yoseph.

Sama seperti para pejuang kebenaran, pelayan Tuhan yang dipanggil melayani Tuhan dan menyampaikan firman, juga tidak mudah. Sekalipun di dalam panggilan itu ada janji yang luar biasa (Yer. 1:8), juga penuh resiko. Yeremia dimusuhi umat Allah yang dilayaninya meski tidak bersalah. Oleh karenanya, ia datang kepada Tuhan untuk mengadu; ia sudah melayani Tuhan dengan baik, membela umat-Nya ketika mengalami kecelakaan dan kesesakan, namun penderitaannya tidaklah habis. Ia sempat merasa putus asa dan tawar hati. Ia merasa Allah seolah-olah mendustainya (ay. 18).

Di tengah kondisinya yang terpuruk, bagaimana Allah menghibur dan menguatkan hamba-Nya? Pertama, TUHAN hadir menyatakan rencana- Nya melakukan penghukuman atas umat-Nya yang berdosa. Harta mereka dirampas musuh, umat Allah ditawan dan dijadikan budak di negeri asing. Kedua, Tuhan memberi pilihan dan kesempatan kedua kepada nabi-Nya. Panggilan-Nya bersifat ajakan dan undangan, bukan paksaan. Jika Yeremia mau kembali, Tuhan akan mengembalikan Yeremia sebagai pelayan-Nya. Ketiga, Tuhan mengingatkan dan berjanji akan menyertai dan meneguh- kannya, sehingga tidak seorangpun dapat mengalahkannya (ay. 12, 20-21). Yeremia dikuatkan kembali melalui firman Allah kepadanya (ay. 16). Belajar dari hal ini maka kita harus sadar bahwa satu-satunya kekuatan pelayanan kita terletak pada perjumpaan kita dengan Allah melalui firman-Nya.

STUDI PRIBADI: Pergumulan apa yang sedang Anda alami sebagai seorang pelayan Tuhan? Bagaimana mengatasinya? Sejauh mana Firman Tuhan menolong pergumulan Anda?

Pokok Doa: Doakan para Hamba Tuhan fulltimer di gereja, dosen di Seminari Alkitab, para Majelis dan pengurus gereja, agar tetap kuat dan setia di tengah segala pergumulan yang ada. “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.” (Yeremia 15:16)

Martin Luther King Jr. (1929-1968) adalah pendeta Baptis dan aktivis Amerika Serikat yang menjadi juru bicara dan pemimpin gerakan hak sipil tahun 1954-1968. Ia dikenal karena menuntut hak sipil dengan cara non-kekerasan sesuai ajaran Kristen dan terinspirasi oleh Mahatma Gandhi. Ia sukses besar akibat aksinya menentang diskriminasi secara damai, namun berangsur-angsur aksi anti kekerasannya kurang bisa diterima orang-orang kulit hitam muda. Dalam perjuangannya, King pernah dipenjarakan di penjara Birmingham. Pada akhirnya, dia ditembak di Motel Lorraine di Memphis, Tennessee, pada tanggal 4 April 1968, dan menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Santo Yoseph.

Sama seperti para pejuang kebenaran, pelayan Tuhan yang dipanggil melayani Tuhan dan menyampaikan firman, juga tidak mudah. Sekalipun di dalam panggilan itu ada janji yang luar biasa (Yer. 1:8), juga penuh resiko. Yeremia dimusuhi umat Allah yang dilayaninya meski tidak bersalah. Oleh karenanya, ia datang kepada Tuhan untuk mengadu; ia sudah melayani Tuhan dengan baik, membela umat-Nya ketika mengalami