Bukan Cokelat
Oleh: Ana Mujianah
Voice Over Talent : Fani Ratu
NarasiPost.Com-Kantin sekolah penuh sesak. Suara siswa riuh bersahutan. Teriakan mereka cukup membuat Mang Jaja dan Bik Lastri, istrinya, kewalahan melayani. Jam istirahat yang singkat, membuat remaja berseragam putih abu-abu itu tak sabar mengantre. Belum lagi cacing-cacing di perut yang terus meronta, meminta jatah siangnya.
“Rey, gue bakso, ya!” teriak Irul.
“Gue mie ayam, Rey!” tambah Wildan dengan telunjuk teracung.
Dari bangku kantin, Reynaldi mengangkat jempol kanannya tanda setuju. Dua mangkok bakso dan mie ayam gratis buat Irul dan Wildan adalah perkara kecil. Tak ada seujung kuku uang saku Reynaldi, apalagi ditukar dengan ide mereka, kiat sukses merayakan Valentine bersama Asma. Ide yang sebenarnya pasaran. Apalagi kalau bukan setangkai mawar dan sepotong cokelat.
Jam istirahat hampir usai. Namun, Asma tak juga nampak batang hidungnya. Reynaldi mulai resah.
“Rul, mana si Asma? Dari tadi gue nggak liat dia,” tanya Reynaldi celingukan mencari gadis idaman.
“Mungkin dia bawa bekal, makan di kelas,” jawab Irul sekenanya.
“Cck … trus gimana dong?” desaknya kesal.
“Nggak sabar banget, sih, pengen ketemu Asma. Nyantai aja, Bro! Ntar pulang sekolah kita samperi di Masjid. Asma biasanya ikut kegiatan Rohis sepulang sekolah,” sahut Wildan sok bijak.
Namun, sukses membuat Reynaldi mengembangkan senyum, lega.
Setelah membayar makanan di kantin, ketiga remaja itu bersiap menuju kelas masing-masing, melanjutkan kembali pelajaran yang belum usai.
Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/06/29/bukan-cokelat/
Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini,
Follow us on :
instagram : http://instagram.com/narasipost
Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9
Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/
Twitter : Http://twitter.com/narasipost