Gaul ala Islam, Why Not?
Oleh : Messy Ikhsan
(Kontributor Tetap NarasiPost.Com)
Voice Over Talent : Dewi F
NarasiPost.Com-Hello Guys, suka miris lihat fenomena remaja masa kini, terutama dari segi pakaian yang membuat kepala menjadi pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, anggota tubuh yang seharusnya ditutup rapat dan dipersembahkan untuk suami halal saja, eh … malah seperti paha ayam yang mudah dinikmati oleh publik secara gratis. Bahkan yang membuat miris lagi, mereka sangat bangga menunjukkan auratnya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Mereka keluar dari rumah dengan baju yang kekurangan bahan, lalu diposting di media sosial untuk medulang like dan mencari follower. Kaki yang seharusnya ditutup rapat, malah dibiarkan bebas terbuka tanpa mengenakan kaus kaki.
“Tubuhnya putih banget seperti kain kafan, Kak.“
“Hei, manis! Kakinya jenjang banget kayak jenjang seribu di Bukittinggi.“
“Jari kakinya lentik banget seperti bulu mata anti badai milik artis papan atas.“
Semua berharap ada bejibun komen biar bisa jadi viral dan beralih profesi jadi selebgram. Cita-cita ingin jadi terkenal, tetapi secara instan dengan menjual harga diri dan memutus urat malu. Bahkan, kita jadi sulit membedakan mana wanita muslimah dengan wanita agama lain karena sudah sama-sama berpakaian mini. Kalaupun ada wanita muslimah yang menutup aurat, malah ketat, jauh dari tutorial syariat, dan kaki masih telanjang.
Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dalam hadis riwayat Muslim yang artinya:
“Dua orang dari penghuni neraka yang belum aku pernah melihatnya, satu, seorang kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi dengannya mereka memukuli manusia dan kedua kaum wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan berlenggok-lenggok, kepala mereka laksana punuk onta miring.”
Gaus Bebas Buah Sistem Bablas
Guys, sistem kapitalis yang berasaskan sekularisme membuat hidup kita semakin miris. Manusia mengingat aturan agama hanya mengatur ranah privat, sementara aturan ranah lain dibuat sesuka hati dan sesuai hawa nafsu penguasa. Karena itu, lahirlah gaya hidup bebas dan hedonisme di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Mereka bangga mempertontonkan maksiat di depan umum, malah kita merasa risih dengan sikap tersebut. Aduh, entah di mana diletakkan rasa malunya?
Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/08/10/gaul-ala-islam-why-not/
Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini,
Follow us on :
instagram : http://instagram.com/narasipost
Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9
Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/
Twitter : Http://twitter.com/narasipost