Kisah Sebelumnya
Oleh: Avissa Marsha
Voice Over Talent : Dewi F & Giriyani
NarasiPost.Com-Sinar ujung dunia menyapa, diiringi semilir angin yang menyapu jalanan. Aspal abu dengan pohon rindang menjadi khas kota ini. Dulu menjadi lautan api sekarang berubah lautan kebahagiaan. Aku berjalan dengan kedua temanku, menggendong tas sambil menyapa teman-teman ramah. Belum banyak mobil yang lalu lalang, padahal matahari sudah mulai berderang.
Si cerewet Eunyi sudah mulai berkhotbah, membahas Anwar yang selalu memakai jaket. Nampak Anwar yang menutupi wajahnya dengan tudung tebal, enggan menyerang Eunyi.
Di ujung jalan Soekarno Hatta, terdapat gedung putih dengan tiang bendera berkarat. Siswa berseragam putih abu segera memasuki kelas sebelum lonceng berbunyi.
Guru-guru berseragam coklat mulai memasuki kelas setelah bel berbunyi.
Aku berdiri memberi salam lalu kembali duduk di atas kursi tua. Guru di depan mulai menerangkan materi, semuanya terlihat sangat normal sampai pulang sekolah.
Matahari sudah benar benar-benar terik saat aku keluar kelas. Banyak siswa yang menunggu jemputannya di depan pagar. Mobil angkot sudah berjejer paralel, memanggil siswa untuk naik.
Angga tidak terlihat keluar dari kelasnya, padahal ini sudah lewat lima menit.
“Kamana si Angga? Aku kesel kesel banget. Dia telat melulu,” gerutu Eunyi di depan pintu angkot terakhir.
“Neng, jadi naik, gak?” tanya kondektur angkot.
“Maaf, Pak, masih nunggu satu orang lagi,” jawab si Eunyi.
Akhirnya Angga menampakkan batang hidungnya sambil berlari cepat di antara kerumunan siswa. Tanpa sengaja, Angga menabrak kakek tua buta yang memegang tongkat penuntun. Tabrakan itu cukup keras sampai tongkat si kakek terlempar jauh.
Naskah Selengkapnya : https://narasipost.com/2021/06/29/kisah-sebelumnya/
Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini,
Follow us on :
instagram : http://instagram.com/narasipost
Facebook : https://www.facebook.com/narasi.post.9
Fanpage : Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/
Twitter : Http://twitter.com/narasipost