Look for any podcast host, guest or anyone

Listen

Description

Muslimah Afganistan Teriak Keadilan, Islam Kaffah Solusi Riil


Oleh. Uqie Nai

(Member AMK4)


Voice over talent: Giriyani


NarasiPost.Com-Awan gelap yang menggelayut di langit Afganistan sepertinya masih enggan beranjak pasca pendudukan Taliban dan menjadi penguasa baru di sana. Saat ini, ekonomi Afganistan sedang berada di bawah tekanan besar. Harga-harga melambung, bahan bakar naik tajam, uang tunai berkurang, diperparah lagi adanya penghentian bantuan asing dan kekeringan. Taliban yang dianggap mampu mengembalikan keamanan dan kenyamanan akibat rezim Ashraf Gani, nyatanya tak berkutik dengan ulah Amerika yang membekukan seluruh aset Afganistan. Kemiskinan, kelaparan, pemberontakan, dan demonstrasi akan membuat Taliban merasa terpuruk tanpa dukungan pemimpin muslim lainnya yang juga bungkam.


Keterpurukan sebagai sisa konflik dan perang semakin menorehkan pedih di hati kaum perempuan dan anak-anak karena kondisi ekonomi sedemikian bertambah buruk, hingga memaksa para wanita turun berdemonstrasi di depan Universitas Kabul. Atas nama hak asasi manusia (HAM), mereka meneriakkan kesetaraan, keadilan, serta menuntut pemulihan ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan yang layak. (Republika.co.id, 17/01/2022)


Keterpurukan Afganistan Akibat Hegemoni Kapitalisme


Pasca AS hengkang dari Afganistan pada Agustus 2021 lalu, tidak serta-merta kondisi kaum muslim membaik. Amerika tidak akan begitu mudah melepas mangsanya sebelum menancapkan hegemoninya. Hal ini terungkap dari perjanjian Doha antara AS dan Taliban (29 Februari 2020) dengan poin pentingnya antara lain: AS menarik mundur pasukannya; meminta Taliban untuk tidak menjadikan tanah Afganistan sebagai basic kelompok yang bertentangan dengan AS (teroris); AS berjanji melepaskan tahanan politik Taliban; dan terakhir adalah gencatan senjata.

Sebagai pemerintahan baru, Taliban tidak akan mampu memulihkan krisis negaranya secara cepat. Diperlukan waktu yang panjang seiring sistem dan mekanisme yang tepat, juga dana yang sangat besar. Pertanyaannya, dari mana Taliban mendapatkan dana tersebut? Mengingat dana yang ada pun dibekukan AS, sementara untuk mengelola aset dalam negeri butuh juga biaya, tenaga, dan waktu.

Pembekuan aset yang dilakukan AS berupa 10 dolar AS emas Afganistan, investasi, dan cadangan mata uang asing adalah cara Joe Biden untuk menekan Taliban agar tunduk dan mau mengatur pemerintahannya sesuai arahan Barat. Namun, Taliban menolak campur tangan AS dan dunia internasional tentang cara memerintah atau memaksa budaya asing masuk ke Afganistan.




Naskah selengkapnya: https://narasipost.com/2022/01/26/muslimah-afganistan-teriak-keadilan-islam-kaffah-solusi-riil/


Terimakasih buat kalian yang sudah mendengarkan podcast ini,


Follow us on:


instagram: http://instagram.com/narasipost


Facebook: https://www.facebook.com/narasi.post.9


Fanpage: Https://www.facebook.com/pg/narasipostmedia/posts/


Twitter: Http://twitter.com/narasipost