RABU, 23 AGUSTUS, 2023
Salam SIGAP dan Shalom.…
*BICARA BODOH, BERGURAU, BERCANDA*
“Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik daripada mendengar nyanyian orang bodoh. Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Ini pun sia-sia” (Pengkhotbah 7: 5, 6).
Pena Inspirasi menuliskan yang dimaksud dengan judul renungan kita pagi ini _*BICARA BODOH, BERGURAU, BERCANDA*_ adalah sebuah panggilan _*kehidupan yang praktis*_ agar kita senantiasa menunjukan _*KESENANGAN DAN KESENANGAN-KESENANGAN*_ sebagai faktor yang menunjang _*kebahagiaan sejati dan sarana*_ untuk _*memulihkan hubungan kita*_ secara _*vertikal*_ kepada _*Tuhan*_ dan _*horizontal*_ dengan _*sesama*_ , adalah sbb :
1. *ALASAN orang beriman perlu menghindari segala “BICARA BODOH, BERGURAU, BERCANDA” karena Allah melarang kita melibatkan diri dalam percakapan yang tidak penting dan bodoh, sebab setiap kata-kata gegabah tidak akan membawa kebaikan kepada pembicara maupun kepada si pendengar*
“ _*Kita tidak menjadi pengobrol atau penggosip atau orang yang
menebar cerita; kita tidak pembawa kesaksian palsu*_ . Kita _*dilarang oleh Allah melibatkan diri dalam percakapan yang tidak penting dan bodoh*_ , dalam _*senda gurau, ejekan, lelucon atau mengucapkan kata-kata yang sia-sia*_ . Kita harus _*mempertanggungjawakan kepada Allah apa yang kita katakan*_ . Kita akan dihadapkan _*ke penghakiman untuk setiap kata-kata gegabah yang tidak membawa kebaikan kepada pembicara maupun kepada pendengar*_ . “ MS 68, 1897. (FE 458).
2. *ALASAN orang beriman perlu menghindari segala “BICARA BODOH, BERGURAU, BERCANDA” karena dalam hidup ini hanya ada dua pilihan ekstrem (keterlaluan) dalam perilaku manusia*
“ Mereka yang _*merasa bahwa adalah tugas keagamaan untuk mendisiplin pikiran untuk memikirkan hal-hal yang menggembirakan*_ biasanya akan terdapat dalam salah satu dari dua ekstrim ini: _*mereka akan membesarkan atau menggembirakan hati*_ oleh terus-menerus bergelimang dalam _*hiburan yang menggembirakan, memanjakan diri dalam percakapan yang sembrono dan tidak berguna, tertawa dan bersendagurau*_ ; atau _*mereka akan mengalami rasa tertekan (depresi), mempunyai banyak pencobaan*_ dan _*pertentangan mental, yang mereka pikir hanya sedikit orang yang pernah mengalminya atau yang bisa mengerti*_ . Orang-orang ini mungkin _*mengaku orang Kristen, tetapi mereka menipu jiwa mereka sendiri*_ . “ ST, 23 Oktober 1884. (CH 628, 629).
3. *ALASAN orang beriman perlu menghindari segala “BICARA BODOH, BERGURAU, BERCANDA” karena itu adalah hasil dari pemanjaan diri dalam pemikiran-pemikiran yang rendah dan pembicaraan yang tidak sopan sejak masa kecil*
“ Para bapa dan ibu, para suami dan istri, saya memohon, _*janganlah memanjakan diri dalam pemikiran-pemikiran rendah dan pembicaraan yang tidak sopan*_ . _*Kata kasar, senda gurau rendahan, kurangnya sopan santun dalam ru-mah tangga, akan meninggalkan kesan kepadamu*_ , dan _*jika sering diulangi akan menjadi sifat alamiah yang kedua*_ . _*Rumah tangga adalah tempat yang terlalu suci untuk dikotori dengan ketidaksopanan, hawa nafsu dan tuduh menuduh*_ . Ada Saksi yang menyatakan, “Aku tahu pekerjaan kamu.” Biarlah kasih, kebenaran, kebaikan dan kesabaran menjadi tanaman yang dipupuk di dalam taman hati. “ Lt 18b, 1891.
4. *ALASAN orang beriman perlu menghindari segala “BICARA BODOH, BERGURAU, BERCANDA” karena itu adalah tanda kekasaran atau ketidakbaikan di dalam rumah tangga, dan adanya pembiaran pelanggaran hukum Taurat Allah di dalam kehidupan sehari-hari*
“ _*Pernahkah kamu menunjukkan kekasaran, ketidakbaikan dan ketidaksopanan dalam lingkaran keluarga*_ ? Jika kamu _*menunjukkan ketidakbaikan di rumah tanggamu, tidak peduli seberapa tinggi profesimu, engkau melanggar hukum Taurat Allah*_ . “ RH, 29 Maret 1892
Kiranya Tuhan memberkati kita semua...🙏🙏🙏
https://youtu.be/BaiJFJqOcDw