Listen

Description

https://youtu.be/YIK_absaWNc

SELASA, 28 Maret , 2023

Salam SIGAP dan Shalom.….

*ISRAEL TELAH DIAJARKAN SUKACITA KERAMAHTAMAHAN*

“Karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya dan dalam bulan itulah dukacita mereka berubah menjadi sukacita dan hari perkabungan menjadi hari gembira, dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin” Ester 9: 22

Pena Inspirasi menuliskan yang dimaksud dengan judul renungan kita pagi ini _*ISRAEL TELAH DIAJARKAN SUKACITA KERAMAHTAMAHAN*_ adalah sebuah panggilan _*kehidupan yang praktis*_ agar kita bisa senantiasa memiliki _*SUKACITA BAGI DUNIA*_ sebagai faktor yang menunjang _*kebahagiaan sejati dan sarana*_ untuk _*memulihkan hubungan kita*_ secara _*vertikal*_ kepada _*Tuhan*_ dan _*horizontal*_ dengan _*sesama*_ , sbb :

1. *PERBANDINGAN pengalaman “ISRAEL yang telah diajarkan SUKACITA KERAMAHTAMAHAN” dibandingkan dengan orang-orang yang mengaku kristen hari ini, ternyata terlalu sedikit keramahtamahan orang kristen dan bahkan tidak dihargai sebagaimana mestinya pada hari ini*

“ _*Di antara orang-orang yang mengaku Kristen pun, kurang menunjukkan keramahtamahan yang benar*_ . Di antara umat kita sendiri _*kesempatan untuk menunjukkan keramahtamahan tidak dihargai sebagaimana mestinya, sebagai suatu kesempatan dan berkat*_ . Seluruhnya _*terlalu sedikit keramahtamahan*_ , terlalu sedikit kecenderungan memberikan kamar bagi dua atau tiga orang bermalam dalam keluarga _*tanpa memalukan atau mempertontonkan*_ . _*Sebagian orang berdalih “terlalu menyusahkan*_ .” Tidak demikian halnya jika engkau mengatakan, “Kami tidak membuat persiapan khusus, tetapi Anda diterima dengan senang hati dengan apa yang kami miliki.” _*Oleh tamu yang tidak diharapkan, sambutan dengan senang hati jauh lebih dihargai daripada persiapan yang paling rumit*_ . “ 6T 343 (1900).

2. *PERBANDINGAN pengalaman “ISRAEL yang telah diajarkan SUKACITA KERAMAHTAMAHAN” dibandingkan dengan orang-orang yang mengaku kristen hari ini, ternyata sukacita keramahtamahan itu tidak ditanggapi lagi sebagaimana mestinya ; dan bahkan tidak dianggap lagi sebagai suatu berkat dan kesempatan istimewa hari ini*

“ Di antara anggota-anggota jemaat kita juga, _*kesempatan menunjukkan keramahtamahan itu tidak ditanggapi lagi sebagaimana mestinya dan tidak dianggap lagi sebagai suatu berkat dan kesempatan istimewa*_ . Apabila _*terlalu sedikit keramahan maka terlalu sedikit kerelaan keluarga untuk menyediakan tempat bagi dua atau tiga orang tanpa persungutan dan kekecewaan*_ . “ Testimonies for the Church, hlm. 342, 343.

3. *PERBANDINGAN pengalaman “ISRAEL yang telah diajarkan SUKACITA KERAMAHTAMAHAN” dibandingkan dengan orang-orang yang mengaku kristen hari ini, ternyata lebih banyak orang kristen kehilangan kebahagiaan dan keramahtamahan, akibat kurangnya rasa simpati dan keramahtamahan terhadap satu dengan yang lain hari ini*

“ Sebagai satu umat, _*kita kehilangan banyak hal karena kekurangan rasa simpati dan keramahtamahan terhadap satu dengan yang lain*_ …. _*Tuntutan Allah dan manusia terletak atas kita. Kita semua harus melakukan bagian kita di dalam hidup ini*_ . Adalah _*pengelolaan unsur-unsur sosial sifat kita yang menimbulkan rasa simpati dalam diri kita terhadap saudara-saudara kita*_ , dan _*memberikan kita kebahagiaan dalam usaha memberkati orang lain*_ . “ Testimonies, Jld. 4, hal. 71, 72.

4. *PERBANDINGAN pengalaman “ISRAEL yang telah diajarkan SUKACITA KERAMAHTAMAHAN” dibandingkan dengan orang-orang yang mengaku kristen hari ini, ternyata semakin lebih sedikit “tabiat rasa simpati Kristus” di kalangan orang kristen, sehingga tidak heran jarang dijumpai “hati yang terjamah” di antara orang kristen yang seharusnya mereka mesti seperti YESUS, Imam Besar yang selalu berkemurahan dan merasakan kelemahan-kelemahan orang lain hari ini*

“ _*Kita memerlukan rasa simpati Kristus; bukan hanya rasa simpati t