Kata berimbuhan “ke-an” pada sila-sila dalam Pancasila mengandung makna yang membingungkan. Misalnya kata “ketuhanan” dan “kerakyatan”. Mengapa harus “ketuhanan”? Mengapa bukan “Tuhan” saja? Mengapa “kerakyatan”, bukan “rakyat”?
---
**Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Berthold Damshauser berjudul “Bahasa Pancasila” di majalah Tempo edisi 8 Agustus 2011.
**Kolom-kolom mengenai bahasa Indonesia bisa dibaca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.