Di suasana Ramadan kali ini, Celetuk Bahasa Tempo menghadirkan tulisan karya Qaris Tajudin yang berjudul "Memaknai Jihad". Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan kata “jihad” menjadi monopoli kelompok teroris. Mereka seolah-olah mengatakan bahwa hanya orang yang melakukan pengeboman dan kekerasanlah yang berhak menyandang predikat sebagai mujahid. Ini jelas penyempitan makna. Padahal, jika mengacu pada terjemahannya, “jihad” berarti perjuangan atau usaha yang keras. Kalau kita memakai terjemahannya, seluruh umat akan setuju bahwa jihad harus dilakukan oleh siapa pun dan kapan pun. Bahkan mungkin orang yang berjuang memberantas kemiskinan jauh lebih berhak menyandang predikat mujahid dibanding pelaku pengeboman.
---
*Sajian dalam episode ini sebagian besar dipetik dari tulisan Qaris Tajudin berjudul “Menerjemahkan Jihad”, yang terbit di majalah Tempo edisi 27 September 2009.
*Berbagai celetuk seputar bahasa Indonesia juga bisa kamu baca di rubrik Bahasa majalah.tempo.co