Maraknya penggunaan bahasa Arab tidak dibarengi dengan pemahaman makna yang tepat. Ada kesan, bagi sebagian orang, penggunaan bahasa Arab, alih-alih bahasa Indonesia, akan meningkatkan keimanan mereka. Bahkan kata “Tuhan” dan “sembahyang” makin jarang digunakan. Setidaknya itulah yang diungkapkan wartawan senior Tempo, Qaris Tajudin. Sedangkan Uu Suhardi merasa prihatin terhadap penggunaan bahasa yang dicampuradukkan, misalnya happy milad.
Lalu, ketika bahasa Arab makin marak digunakan, apakah semuanya akan diserap begitu saja ke dalam bahasa Indonesia? Dengarkan obrolan selengkapnya dalam episode “Suara Qaris: Serapan Bahasa Arab”. Jangan lupa kirim tanggapan kamu via email ke podcast@tempo.co.id
---
*Baca berbagai celetuk bahasa dari para penulis dengan beragam latar belakangnya di rubrik Bahasa majalah.tempo.co.