Dalam sepakbola, yang namanya pencitraan itu lazim. Tapi gak semuanya bisa dibenarkan juga. Di episode kali ini, Dex, Jerry, dan Rossi ngebahas pencitraan di sepakbola (termasuk di PSSI dan FIFA). Selain itu, bahasan soal Son Heung-min yang lagi-lagi gak masuk nominasi penghargaan di Inggris juga ikut diangkat.
Konten:
- Box2Box Football masuk saat-saat “Nations League”: Perpanjangan periode setelah musim reguler berakhir. Mending kita main bola apa sama followers? (02:35)
- Update dari lingkungan sekitar: Nasi Padang daging babi dan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz dimakamkan di Indonesia (05:37)
- Medsos bola diramaikan dengan analisis Timnas Indonesia yang dibilang gak nasionalis karena membocorkan taktik Shin Tae-yong (09:38)
- Apakah betul dunia sepakbola ini memang gudangnya pamrih dan pencitraan? Apakah wajar ada badan olahraga yang sering memunculkan presiden atau ketua umumnya dalam pemberitaan? (17:10)
- Dibandingkan negara-negara lain, Indonesia tergolong sering memunculkan berita soal ketumnya (22:13)
- Tips buat yang mau melakukan pencitraan (27:16)
- Contoh pencitraan lain dalam sepakbola: FIFA sempat bikin film United Passions soal para pendiri mereka (30:05)
- Hal yang juga cukup kental dengan nuansa pencitraan: Wacana Fan Advisory Board di setiap klub Premier League untuk “meningkatkan peran suporter di dalam klub” biar klub kelihatan lebih mengayomi fan (32:40)
- Basis fan ada yang punya banyak kepentingan dan cara fan mancanegara berperan buat membuat dampak bagi klub (40:00)
- Keributan lain di Inggris: ketiadaan Son Heung-min dari daftar PFA Team of the Year dan Men's Player of the Year (45:48)
- Tolok ukur apa yang bikin Son “gak dianggap”? Dari segi kualitatif dan kuantitatif, Son tergolong menonjol; menonjol banget malah (51:52)
- Dari tahun ke tahun, pemilihan Team of the Year ini memang selalu jadi perdebatan. Di tahun ini, selain Son, ada juga perdebatan kenapa gak ada gelandang bertahan (57:10)
- Apa yang harus Son lakukan biar bisa lebih “dipandang”? (01:00:00)