Paul Pogba bikin cerita lagi lewat dokumenter-nya: The Pogmentary. Salah satu isu yang dibahas di dalam dokumenter itu adalah dia merasa Manchester United salah tidak menawari perpanjangan kontrak kepadanya, walaupun menurut kabar, Pogba minta gaji lebih besar lagi meski sudah dapat £290 ribu per pekan. Kasus Pogba vs Man United ini kembali menunjukkan adanya power play antara player vs club.
- Setelah hubungan Pogba dan Man United kelihatan gak bekerja satu sama lain, kenapa Pogba masih aja berharap dapat perpanjangan kontrak? (02:56)
- Mungkin Pogba bilang gitu karena dia merasa masih punya pride (05:21)
- Jadi klien dari agen sekelas mendiang Mino Raiola, Pogba mungkin aja “dikontrol” sama Raiola (07:34)
- Apapun itu, lagi-lagi gak jauh dari player power vs club power. Mending memihak ke pemain atau klub? (09:08)
- Kalau ngomongin club power, memangnya Man United masih punya power sekarang? Apalagi mereka gak main di Liga Champions (10:35)
- Setuju gak bahwa pemain itu perlu dibahagiain dulu oleh klub supaya bisa perform? (12:25)
- Ada kategori khusus untuk beberapa pemain, Pogba termasuk diva yang resek; beda sama Cristiano Ronaldo yang juga diva tapi lebih fair (14:06)
- Kenapa Pogba cuma bapuknya di Man United? (16:49)
- Pemain “bentukannya” Raiola kayaknya lebih individualis dan berpotensi jadi diva (20:54)
- Ada gak situasi di mana kita bisa memaklumi adanya player power? (23:11)
- What's next buat Pogba? Ke mana dia akan berlabuh? (25:06)
- Pesan sponsor: Ayo beli merchandise eksklusif Box2Box Football! Ada kaus Don Carlo dan Miskin Taktik