Take-Ons #24 bersama Jerry dan Dex dari Solo. Tema pembahasan kali ini adalah lanjutan soal opsi striker dan pemain depan di episode reguler sebelumnya, yaitu soal “striker haus gol vs pemain depan serbabisa”. Di sepakbola ada tipikal penyerang tengah murni yang kerjaannya mendulang gol demi gol dan jago banget finishing. Namun ada juga pemain depan serbabisa yang gak cuma bisa bikin gol, tapi juga creating chances, bikin asis, atau main di berbagai role kayak deep-lying forward atau false nine.
- Jerry dan Dex di Solo jadi English commentator buat ASEAN Para Games 2022 (01:38)
- Olahraga memang untuk semua orang tanpa terkecuali (06:07)
- Arketipe penyerang yang juga ada banyak (08:58)
- Makin ke sini penyerang makin dituntut buat jadi serbabisa, gak “cuma” cetak gol (11:33)
- Jadi, pertanyaannya: Lebih milih striker haus gol atau pemain depan serbabisa? Apa alasannya? (13:07)
- Lahir dan besar di era 1990an bikin Dex dan Jerry familier banget sama penyerang classic No. 9 (15:05)
- Simbol sepakbola adalah gol, makanya pemain kayak Erling Haaland, Darwin Núñez, Robert Lewandowski, dan Karim Benzema akan terus jadi headline (17:10)
- Striker haus gol bisa bikin tim main lebih individualis—contohnya Manchester United dengan Cristiano Ronaldo (20:00)
- Pertanyaan filosofis: Kenapa istilahnya “haus gol” bukan “lapar gol”? (24:38)
- Apakah perdebatan “striker haus gol vs pemain depan serbabisa” ini hadir karena kita sekarang terbiasa dengan sistem satu penyerang? (25:48)
- Hal mengesalkan dari perdebatan ini adalah mana yang penyerang dan mana yang gelandang di FPL, di mana banyak pendulang gol justru diklasifikasikan sebagai gelandang (29:53)
- Ngomong-ngomong apa indikator keberhasilan bagi seorang pemain depan serbabisa? Kalau striker haus gol indikator kesuksesannya bisa kelihatan dari jumlah golnya (31:40)
- Dari dua jenis penyerang di atas, mana sosok yang bisa jadi pembeda bagi tim kecil? (33:23)