Sepakbola modern gak punya tempat lagi buat para “diva”? Di episode kali ini, Jerry, Dex, dan Rossi ngebahas soal gimana taktik dan sistem lebih diutamain ketimbang individu. Gak ketinggalan juga bahasan soal data dan statistik yang biasa digunain oleh pemain, pelatih, klub, agen, dan jurnalis.
- Coach Justin kayaknya cocok sama Kemenkominfo karena senang memblokir (01:40)
- Citayam Fashion Week yang baru saja “dibubarin” tongkrongannya (06:27)
- Selamat buat Jerry yang baru saja engaged sama Mahari! (14:30)
- Real Madrid kalah di El Clásico pramusim dan alasan “ini cuma pramusim” itu hanya untuk orang malas (16:10)
- Ada pula Thomas Tuchel yang habis kalah di pramusim malah bilang Chelsea gak siap menghadapi musim baru (19:57)
- Kemenangan Manchester City atas Bayern München di pramusim dan sulitnya melihat plan B kalau di pramusim (24:01)
- Manchester United: Mending ada atau tanpa Cristiano Ronaldo? Di mana posisi Ronaldo di dalam masalah individu vs sistem tim? (31:36)
- Ronaldo, Zlatan Ibrahimović, dan Gareth Bale. Ada tipe pemain yang bisa “menggendong” tim sendiri. Jadi, kadang individu kedudukannya lebih atas daripada sistem tim? (36:55)
- Bagaimana sepakbola modern menyikapi kehadiran “diva” lapangan hijau? (41:29)
- Kadang sistem atau filosofi permainan yang berkarakter itu privilege buat tim besar. Tim kecil gak selalu punya filosofi permainan, mereka mungkin punyanya pemain individual yang jago (45:23)
- Buat klub, rekrut pemain yang sesuai filosofi atau susun filosofi permainan dari pemain-pemain yang ada? (50:21)
- Bagaimana statistik dan analisis mengubah cara tim melakukan perekrutan pemain dan menyusun/menyesuaikan filosofi permainan? (54:50)
- Eye test atau data/statistik? Mana yang biasanya didahulukan ketika menilai seorang pemain? (01:04:11)