Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Sekiranya kita menyadari diri kita sebagai orang-orang percaya yang sudah diselamatkan, kita itu bagaikan arak-arakan atau pawai kemenangan yang sengaja “dipamerkan” Tuhan di tengah-tengah dunia ini agar dunia bisa melihat sekaligus “mencium aroma” hasil karya Tuhan yang luar biasa atas hidup manusia yang sudah diselamatkan melalui kematian-Nya di kayu salib, sekaligus melihat dan “mencium aroma” dari sikap dan cara hidup yang dimunculkan oleh orang-orang percaya tersebut, sekalipun mungkin harus menjalani kehidupan yang tidak mudah bahkan penuh dengan tantangan.
Melalui pesan-Nya ini, kita diberikan sebuah pertanyaan, aroma apa kira-kira yang sedang kita tebarkan melalui hidup kita saat ini? Apakah aroma harum anugerah Tuhan melalui hidup yang penuh gairah yang disertai dengan ucapan syukur atau disebut “aroma yang menghidupkan”, aroma kelesuan akibat dari menjalani hidup yang tidak memiliki tujuan Tuhan yang jelas, ataukah “aroma bau kematian” yang muncul dari hidup yang penuh dengan ketidakpuasan, kekecewaan, kepahitan, kemarahan yang otomatis menebarkan aroma yang tidak sedap.