Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Kita memang sudah tidak hidup di era dimana Tabut Allah harus dibawa-bawa secara fisik agar Tuhan melawat umat-Nya. Namun Tuhan mau kita memahami prinsip pentingnya membawa kehadiran Tuhan ke tengah-tengah kehidupan kita sebagai umat-Nya, memahami prinsip korban persembahan atau penyembahan yang tulus karena Dia Raja, memahami jalinan keintiman yang harus dibangun (seperti Daud yang selalu melibatkan Tuhan dalam setiap aspek, termasuk ketika ia datang kepada Tuhan untuk minta dikoreksi), dan memahami bahwa Tuhan adalah Raja yang harus dihormati.
Melalui pesan-Nya ini Tuhan mau kita kembali menyadari bahwa Tuhan itu adalah Allah yang luar biasa. Tuhan mau kita mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan yang tidak bisa disepelekan, Tuhan yang tidak bisa diperlakukan seenaknya, namun sekaligus menyadari bahwa Dia adalah Tuhan yang sangat mengasihi umat-Nya, Tuhan yang rindu memberkati umat-Nya, dan juga Tuhan yang selalu mengajar umat-Nya. Seringkali tidak sedikit orang percaya menyadari bahwa betul ia punya Tuhan, betul percaya bahwa Tuhan hadir, namun di saat yang sama ia merasa Tuhan juga biasa-biasa saja, sehingga iapun bersikap biasa-biasa saja kepada Tuhan. Kekuatiran, ketakutan, keragu-raguan, mengambil tindakan sendiri, apatis (hidup yang tidak ingin melakukan apa-apa lagi, di saat Tuhan memilih kita untuk menjadi representasi Kerajaan Sorga) kerap mewarnai kehidupan orang percaya.